Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Pemerintah Serius Perangi Sampah

Arnoldus Dhae
10/3/2018 10:00
Pemerintah Serius Perangi Sampah
(Sumber: KLHK/WWF/Grafis: Tim MI)

PEMERINTAH terus berkoordinasi dengan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun dunia internasional, untuk mencari solusi mengatasi permasalahan sampah di laut, termasuk di perairan Bali. Selain itu, program edukasi dan sosialisasi tentang perlunya pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan terus digalakkan.

“Terkait sampah plastik di laut, Presiden Joko Widodo pada G-20 Summit tahun 2017 di Jerman menyampaikan komitmen Indonesia akan mengurangi limbah melalui reduce-reuse-recycle sebanyak 30% dan menargetkan pengurangan sampah plastik di laut sebanyak 70% pada 2025,” ujar Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati, kemarin.

Sebelumnya, Rich Horner, penyelam asal Inggris, membuat heboh jagat maya lewat unggahan videonya yang tengah berenang di antara kumpulan sampah plastik di perairan Manta Point, Nusa Penida, Bali. Video itu pun dimuat media Inggris, The Guardian, Selasa (6/3).

KLHK menegaskan sampah plastik di laut seperti yang terjadi di Bali itu merupakan tanggung jawab bersama karena sampah tersebut bisa berasal dari mana saja.

“Ada kondisi banyak sampah plastik yang terbawa arus laut yang secara periodik muncul di pesisir Bali. Hal ini memerlukan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah setempat. Indonesia dan semua negara harus sama-sama meme­rangi sampah, khususnya sampah plastik di laut,” tambah Rosa Vivien.

Dia menegaskan Indonesia sangat berkomitmen untuk mengelola sampah dengan baik. Komitmen ini bisa dilihat dari terbitnya UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan peraturan turunannya. Pemerintah juga terus menyosialisasikan Perpres No 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah, yang menargetkan pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah 70% pada 2025.

Menurut Rosa Vivien, komitmen itu ditindak­lanjuti dengan penyusunan Perpres tentang Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Sampah di Laut yang dikoordinasi Menko bidang Maritim dan secara bersamaan dilaksanakan aksi pengurangan sampah di laut di 26 kota yang memiliki pantai atau sungai besar.

Tidak masuk akal
Bupati Klungkung nonaktif, Nyoman Suwirta, mengatakan pihaknya selama ini cukup ketat menjaga perairan Nusa Penida yang terkenal dengan laut yang bersih dan alami. ‘’Kalau ada sampah, berarti ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuang sampah ke laut. Sekarang kami sedang melacak itu,” ujarnya, kemarin.

Menurutnya, tumpukan sampah di dasar laut seperti yang diunggah di media sosial itu sangat tidak masuk akal. Seluruh desa dan perkampungan di pesisir Nusa Penida tidak pernah membuang sampah ke laut. Apalagi, karakter orang Nusa Penida yang menganggap laut sebagai kawasan suci sehingga tidak mungkin membuang sampah ke laut. Kalaupun terbawa banjir di saat hujan lebat, itu pun tidak sebanyak yang diunggah di media sosial tersebut.

“Hanya ada dua kemungkinan, yaitu sampah itu dibuang oleh kapal-kapal besar di perairan Nusa Penida atau sampah yang terbawa angin barat, diseret arus laut.”

Wali Kota Denpasar nonaktif Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menepis dugaan sampah itu diseret arus laut oleh angin barat. Kalau angin barat, wilayah Denpasar-Badung menjadi daerah asal sampah. “Di Kota Denpasar, manajemen sampah sudah tertata dengan baik karena kami sadar betul sampah plastik kerap menjadi momok yang mengkhawatirkan di perairan Bali,” ujarnya. (RO/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya