Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Kemampuan Menyelam Orang Bajau 'Gipsi Laut' Diteliti

Dhika Kusuma Winata
16/2/2018 16:11
Kemampuan Menyelam Orang Bajau 'Gipsi Laut' Diteliti
(Ist)

KEMAMPUAN suku Bajau menyelam di dalam laut tanpa alat bantu masih menjadi misteri. Mereka bahkan mampu menyelam selama puluhan menit tanpa tabung oksigen.

Komunitas berbahasa Bajau Sama yang hinga kini masih tersebar di wilayah timur Indonesia dan selatan Filipina itu diketahui sudah lekat dengan pengetahuan melaut. Kecakapan itu diwariskan turun-temurun. Penelitian DNA diyakini bisa mengungkap asal-usul keterampilan menyelam tersebut.

Berdasarkan riset genetika yang dikerjakan Pradiptajati bersama tim yang terbit di European Journal of Human Genetics tahun lalu, diketahui orang Bajau nyatanya memiliki leluhur yang sama dengan orang Bugis. Sebelumnya, orang Bajau diyakini berasal dari Filipina.

"Orang Bajau bisa menyelam begitu lama dan melihat di dalam air dengan jelas tanpa bantuan kacamata selam. Riset tentang adaptasi suku Bajau itu sedang kita lakukan analisis," kata peneliti Lembaga Biologi Molekuker Eijkman Pradiptajati Kusuma, di Jakarta, Rabu (14/2).

Suku Bajau diketahui merupakan komunitas nomaden yang hidupnya lekat dengan laut sehingga mendapat julukan gipsi laut.

Menurut Pradiptajati, orang Bajau memiliki pengalaman panjang yang amat maju dalam hal menyelam. Keahlian itu bisa dilacak dengan melihat jejak adaptasi pada gen. Khususnya gen yang berhubungan dengan fungsi mata dan fungsi paru-paru.

Riset tersebut melanjutkan studi asal-usul orang Bajau sebelumnya dengan menggunakan analisis DNA dari sampel komunitas Bajau di Kotabaru (Kalimantan Selatan), Derawan (Kalimantan Timur), dan Kendari (Sulawesi Tenggara).

"Secara genetika kita bisa melihatnya. Gen yang paling bertanggung jawab untuk karakteristik dan kemampuan (hidup) tertentu. Kita akan melihat pola khusus yang ada pada orang Bajau. Itu juga dikaitkan dengan gaya hidup mereka sehingga diketahui adaptasi genetiknya," kata doktor lulusan Universitas Toulouse, Prancis itu.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya