Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
KEMENTERIAN Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikti) mengalokasikan dana riset perguruan tinggi negeri 2018 sebesar Rp1,29 triliun. Anggaran yang dikucurkan melalui skema bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) itu meningkat 22% bila dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp1,03 triliun.
Menristek Dikti M Nasir mengatakan, kenaikan diharapkan mampu meningkatkan daya saing perguruan tinggi di bidang publikasi penelitian dan pengabdian masyarakat.
Ia juga berpesan hasil riset sebaiknya jangan hanya berhenti pada publikasi ilmiah, melainkan juga bisa dihilirisasi menjadi produk yang menyejahterakan masyarakat.
"Riset bukan hanya untuk publikasi, menghasilkan kekayaan intelektual atau purwarupa saja. Tetapi perlu ditindaklanjuti untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perlu difokuskan pada kegiatan yang mampu mengurangi masyarakat tersisih, serta untuk pengembangan martabat manusia dan kelestarian sumber daya alam sebagai bentuk penghiliran hasil penelitian yang dapat langsung diaplikasikan ke masyarakat," katanya dalam peluncuran BOPTN di kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, kemarin.
Menurutnya, total anggaran BOTPN sebresar Rp1,29 triliun itu dikucurkan untuk mendanai 18.433 penelitian. Dengan demikian, terjadi peningkatan jumlah penelitian yang didanai dari tahun lalu sebanyak 15.124 judul penelitian.
Jumlah penelitian yang paling banyak memperoleh pendanaan, yakni bidang pangan dan pertanian, yakni sebanyak 2.708 judul riset. Lalu, bidang kesehatan dan obat sebanyak 2.571 penelitian, dan bidang energi sebanyak 1.018 judul.
Ia mengatakan, terdapat 10 perguruan tinggi utama yang menerima pendanaan berdasarkan jumlah penelitian terbanyak. Perguruan tinggi itu ialah Universitas Gadjah Mada (573 penelitian), Institut Teknologi Bandung (399), Institut Pertanian Bogor (336), Universitas Indonesia (318), Institut Teknologi Sepuluh November (295).
Kemudian, Universitas Hasanuddin (280), Universitas Sumatra Utara (265), Universitas Airlangga (262), Universitas Padjadjaran (232), dan Universitas Diponegoro (212 penelitian).
Nasir menambahkan, pihaknya juga mengalokasikan dana pengabdian masyarakat PTN tahun ini sebesar Rp138 miliar. Selain dana riset dan pengabdian masyarakat, pihaknya juga menganggarkan Rp11,5 miliar untuk kegiatan diseminasi teknologi tepat guna (TTG). "Itu untuk mendukung pembangunan perdesaan. Memfasilitasi dan diseminasi riset-riset TTG yang bermanfaat langsung bagi masyarakat," ujarnya.
Diaplikasikan industri
Kolaborasi dunia riset khususnya antara lembaga-lembaga penelitian milik pemerintah dan industri, kata Nasir, perlu terus didorong agar hasil penelitian bisa lebih banyak terserap dan diaplikasikan di masyarakat.
"Sedang dibicarakan ke dunia industri supaya mereka bisa menggaet hasil-hasil penelitian. Pada akhirnya ialah agar hasil riset bisa dimanfaatkan," katanya.
Pada kesempatan itu Nasir juga mengungkapkan, nilai total dana riset bila dilihat dari APBN, yakni sebesar Rp24,9 triliun atau sekitar 1,1% dari APBN. Dari tersebut, hanya Rp10,9 triliun yang digunakan untuk penelitian, sedangkan sisanya digunakan untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas peneliti. Menurutnya, jumlah tersebut kecil bila dibandingkan dengan dana serupa di negara lain. "Dana penelitian kita sebanyak 81% dibiayai negara, bantuan dari swasta untuk penelitian baru 18%," katanya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved