SISWA jenjang sekolah dasar (SD) mulai tahun depan akan mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN) untuk delapan mata pelajaran. Hal itu berbeda dengan tahun-tahun lalu yang hanya mencakup tiga mata pelajaran.
“Ya, intinya ujian nasional atau UN tingkat SD itu sudah tidak ada. Yang ada USBN, jika tahun lalu untuk tiga mata pelajaran yakni Matematika, bahasa Indonesia, dan IPA, USBN 2018 mencakup semua mata pelajaran atau delapan mata pelajaran,” ujar Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi di Jakarta, Rabu (27/12).
Sementara itu, delapan mata pelajaran yang akan diuji melalui USBN 2018 meliputi bahasa Indonesia, IPA, matematika, IPS, pendidikan kewarganegaraan, seni budaya dan prakarya, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, serta pendidikan agama.
Bambang yang juga dosen UIN Syarief Hidayatullah Jakarta itu menjelaskan 20%-25% soal USBN disusun Kemendikbud dan soal pendidikan agama disiapkan Kementerian Agama. Sementara itu, 75%-80% soal lain disusun guru-guru dengan melibatkan musyawarah guru mata pelajaran dan kelompok kerja guru.
“Penyusunan soal ini masih belum dimulai. Akan dikoordinasi direktorat terkait bekerja sama dengan dinas pendidikan sesuai kewenangannya,” cetusnya.
Ia menegaskan setiap guru yang terlibat dalam penyusunan soal USBN diminta menandatangani pakta integritas sehingga USBN menjadi instrumen untuk meningkatkan integritas para guru.
Saat ditanya apakah USBN yang mencakup semua mata pelajaran itu tidak memberatkan siswa, Bambang menjelaskan esensi USBN ialah mengukur capaian kompetensi siswa dan mendorong mereka belajar secara tuntas. “Jika siswa sudah belajar tuntas, mereka pasti siap dan tidak perlu takut untuk dinilai. Selain itu, kisi-kisi soal sudah diberikan sesuai dengan kurikulum. Jadi, kekhawatiran tersebut tidak perlu terjadi.”
Dijadwalkan, USBN jenjang SD berlangsung antara April dan Mei 2018. (Bay/H-3)