Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Carlos Ferrandiz Mengabdikan Diri untuk Indonesia

(*/M-3)
09/12/2017 06:29
Carlos Ferrandiz Mengabdikan Diri untuk Indonesia
(MI/SUMARYANTO BRONTO)

INDONESIA bagian timur menjadi salah satu wilayah yang sangat membutuhkan perhatian. Tingkat kemiskinan dan kualitas hidup masyarakatnya cukup tertinggal jauh jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Kehidupan berat masyarakat Desa Huu, Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, telah mengetuk hati seorang pria. Pada awalnya hanya datang sebagai turis, pria asal Spanyol tersebut rela mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat Desa Huu. Carlos Ferrandiz, demikian nama pria tersebut, pertama datang ke Indonesia pada 2005.

"Semua mulai 2005, saat saya masuk ke Indonesia untuk berlibur selama satu bulan. Suatu hari ada anak 9 tahun yang mau bicara dengan saya. Saya bilang dia harus belajar bahasa Inggris untuk dapat bekerja di hotel. Keesokan harinya dia membawa 150 orang bukan hanya anak-anak tapi ibu, kakek nenek, untuk belajar," kata Carlos. Kejadian itu seolah menjadi titik balik dalam hidup Carlos. Ia melihat betapa warga Desa Huu teramat membutuhkan bantuan untuk bisa mengubah nasib. Selain itu pula, masyarakat memang memiliki tekad besar untuk maju.

Kondisi itu membuat Carlos rela meninggalkan kehidupannya yang nyaman dan pekerjaan dengan gaji tinggi di negara asalnya. Ia memilih untuk memberikan harapan kepada masyarakat di Desa Huu dengan menggagas Harapan Project, sebuah proyek sosial untuk membantu masyarakat Huu demi kehidupan yang lebih baik. Delapan tahun ia mengabdi untuk masyarakat Huu, banyak hal yang telah dilakukan. Carlos rutin mengumpulkan anak-anak pada sore hari untuk belajar. Ia tidak hanya mengajar bahasa Inggris ataupun ilmu akademik lainnya.

Carlos yang kemudian mahir berbahasa Indonesia juga membagi kemampuannya itu untuk anak-anak yang terbiasa menggunakan bahasa daerah. Bahkan di beberapa waktu, dibantu seorang peselancar profesional, ia membuat pelatihan selancar gratis bagi Desa Huu.

Program kesehatan
Kesehatan masyarakat Huu juga menjadi perhatian Carlos. Layaknya pelayan kesehatan keliling, ia membantu masyarakat yang sakit untuk berobat ke kota. Kondisi rumah sakit yang tidak mendukung terkadang mengharuskan Carlos untuk merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih baik, bahkan hingga ke Bali. Sudah ratusan orang ia bantu untuk operasi, mulai anak-anak hingga orang tua. Dengan penuh kesabaran, ia selalu mendampingi siapa pun untuk mendapat layanan kesehatan yang baik seperti halnya yang ia berikan kepada Debi, anak kecil penderita tumor besar di kakinya.

"Kakinya terkena tumor 8 kilogram, ia (Debi) belum pernah keluar rumah, orangtuanya pun malu jika masyarakat melihatnya. Saya bawa Debi ke beberapa rumah sakit agar mendapatkan solusi. Beberapa dokter bilang harus mengamputasi kakinya, tapi saya tidak mau mendengarnya," kata Carlos. Untungnya Carlos menemukan dokter yang mau membantu, 9 jam operasi dan sukses. Sekarang Debi telah sembuh dari tumornya dan bisa berjalan. Carlos ibarat menjadi pelita bagi harapan masyarakat Huu untuk maju. Perbedaan latar belakang, bahkan Tanah Air, tidak membuatnya berat untuk berbuat dan berbagi kebaikan.

Baginya, kehidupan adalah sebuah ujian untuk menjadi manusia yang baik dan lebih baik lagi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya