Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PENGUATAN peran perguruan tinggi (PT) dalam membentuk integritas antikorupsi tidak dapat ditunda lagi. Kalangan guru besar dan akademisi diminta bersuara keras dan lantang dalam perang melawan korupsi. "Jika kita ingin memberantas dan melenyapkan korupsi dari negeri kita, perguruan tinggi yang juga memikul tanggung jawab moral dan etis tidak bisa hanya sibuk dengan rutinitas akademik dan administratif. Perguruan tinggi harus proaktif dan jangan tidak peduli dengan tanggung jawab sosial melawan korupsi," kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra.
Ia mengatakan itu saat menjadi pembicara dalam Seminar Peran Aktif PT dalam Mengawal Pemberantasan Korupsi yang digelar Dewan Guru Besar Universitas Trisakti (Usakti) di Jakarta, Kamis ( 7/12). Pembicara lainnya dalam seminar tersebut antara lain Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan, Guru Besar Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, dosen Fakultas Usakti Yenti Ganarsih, dan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus. Oleh karena itu, lanjut Azra, pimpinan PT tidak hanya perlu secara internal mengembangkan aspek akademik dan manajemen kampus, tetapi juga secara eksternal harus berbicara lantang dan tegas melawan korupsi.
"Pimpinan perguruan tinggi harus berdiri di depan memberikan bimbingan kepada masyarakat atau publik dalam perang melawan korupsi," ujar Azra yang belum lama ini mendapat gelar kehormatan dari Kaisar Jepang. Menurutnya, untuk pengembangan integritas, pimpinan perguruan tinggi perlu melakukan pemberdayaan dan revitalisasi nilai budaya yang kondusif dan suportif. Perguruan tinggi, kata Azra, juga dapat mencari cara efektif agar nilai budaya dan agama yang kondusif bagi penguatan integritas para pejabat publik tetapi belum membudaya dapat diimplementasikan dalam kehidupan dan perilaku sehari-hari.
Ia mengakui aktualisasi nilai budaya dan agama yang suportif bagi integritas pejabat publik memerlukan berbagai dukungan. Sebab, dalam praktiknya, nilai-nilai tersebut tidak bisa berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan imbauan moral daripada kewajiban yang mesti dilaksanakan lengkap dengan sanksi hukum.
Turun gunung
Guru Besar Riset LIPI Siti Zuhro mengatakan para guru besar harus bergerak maju melawan korupsi. "Kita jangan lagi menjadi menara gading. Mari kita turun gunung memberantas korupsi dan mengawal demokrasi," tegasnya. Siti mengaku turut marah atas terjadinya penyelewengan sehingga ia tidak memilih menjadi orang yang partisan atau menjadi tim sukses. "Mari kita menjaga muruah perguruan tinggi dan jangan terkooptasi. Sebab, kalau perguruan tinggi terkooptasi, akan menjadi macan ompong," kata dia.
Dosen Fakultas Usakti Yenti Ganarsih juga meminta kalangan dosen dan perguruan tinggi untuk aktif berpartisipasi memerangi korupsi, penyelewengan, dan ketidakadilan. Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menegaskan peran kampus amat penting dan strategis dalam menangkal dan memberantas korupsi. KPK telah membahas hal yang sama dengan sejumlah perguruan tinggi dalam pemberantasan korupsi. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved