Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
DALAM rangka memperingati semangat Hari Sumpah Pemuda, Forum Akademisi Indonesia (FAI) berupaya memberi kontribusi bagi bangsa serta berkomitmen memberikan sumbang pemikiran terhadap permasalahan bangsa di antaranya kasus korupsi yang masih membelit bangsa ini.
Untuk itu, FAI bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar seminar nasional yang bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan membahas masalah korupsi di Aula AMIK Bina Sarana Informatika (BSI) Kampus Kalimalang, Jakarta Timur, Sabtu (28/10).
Melalui keterangan tertulis, Senin (30/10), menyebutkan, kegiatan seminar itu dikemas dalam talkshow serta bedah buku 'Jihad Melawan Korupsi' karya mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua . Turut hadir narasumber utama yakni Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif. Acara tersebut dipandu Chief Operating Officer PT Samuel Aset Manajemen, Dr Intansyah Ichsan.
Dalam bukunya, Abdullah Hehamahua memaparkan tentang kasus korupsi yang marak terjadi di negeri ini. Ia mengungkapkan realitas kasus koruptor di Indonesia, serta menjelaskan pula contoh kecil dari tindakan korupsi yakni menyontek.
Senada dengan Abdullah Hehamahua, Laode menjelaskan tentang berbagai kasus korupsi serta peran akademisi dalam menekan angka kasus korupsi di Tanah Air. Ia mengingatkan penting dan strategisnya peran tenaga akademik atau dosen dalam memberi teladan mencegah dan menangkal korupsi, minimal di lingkungan terkecil di dalam kampus.
"Wujud nyata yang harus dilakukan sebagai seorang dosen dalam mencegah korupsi adalah melakukan hal-hal kecil di kelas sebagai perwujudan dari tindakan antikorupsi," tegas Laode.
Ketua FAI, Indra Cahya Uno, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar ini. Ia mengajak para akademisi Indonesia untuk menulis jurnal internasional bertemakan penanganan korupsi oleh KPK.
Dalam acara itu, ditandatangani deklarasi Gerakan Anti-mencontek (Geram) dan Gerakan Anti-korupsi (Gerak) oleh Indra C Uno, Laode Muhammad Syarif, dan pengurus FAI yang juga Direktur BSI Naba Aji Notoseputro.
Selaku penasihat FAI sekaligus Direktur BSI yang menjadi tuan rumah acara itu, Naba mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas terselenggaranya seminar bersama KPK.
"Saya atas nama tuan rumah mengucapkan terima kasih atas kehadiran semuanya di acara FAI dan bedah buku ini. Hampir lebih dari dua tahun FAI berkembang bahkan diikuti oleh kampus-kampus lain," pungkasnya. (RO/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved