Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Testosteron tidak hanya Terkait Seksual

(*/H-3)
25/10/2017 05:15
Testosteron tidak hanya Terkait Seksual
(thinkstock)

BANYAK orang berpikiran hormon testosteron pada laki-laki hanya berperan untuk gairah sesksual atau organ reproduksi saja. Padahal, testosteron memiliki banyak peran pada tubuh, termasuk dalam sistem metabolisme tubuh. Dokter spesialis andrologi dari Brawijaya Hospital Jakarta, Nugroho Septiawan, mengatakan apabila kadar testosteron seorang pria rendah, ia akan mudah terserang penyakit metabolis seperti kencing manis, gangguan lemak, serta darah tinggi. Selain itu, testosteron yang rendah dapat membuat seorang pria mudah lelah, loyo, dan kegemukan.

"Jadi kalau ada seorang pria yang badannya gemuk dan mudah capek, tidak energik bisa jadi karena testosteronnya rendah," ujar Nugroho pada acara peluncuran produk suplemen Sutra Perkasa di Jakarta, Senin (23/10). Nugroho mengatakan puncak kehidupan pria pada umumnya berada pada rentang usia 25-30 tahun. Setelah melewati usia itu, pria mulai melewati degenerasi tostesteron atau kemunduran pada hormon testosteron. Namun, tidak jarang ada pria yang mengalami degenerasi testosteron sebelum usia 20 tahun. Umumnya, hal tersebut disebabkan gaya hidup yang kurang sehat.

Degenerasi testosteron itu dapat diperlambat. Yakni dengan mengubah pola hidup yang tidak sehat menjadi pola hidup sehat dengan cara mengupayakan berat badan menjadi ideal, memakan makanan yang sehat, olahraga teratur, serta mengurangi stres.
"Di kota besar seperti Jakarta contohnya, stres sepertinya sudah menjadi makanan sehari-hari. Jadi, kita harus bisa memanajemen psikologis karena stres tidak bisa dihilangkan, harus kita hadapi," kata Nugroho.

Bahan alami
Selain itu, lanjutnya, memperlambat degenerasi tostesteron dapat dilakukan dengan mengonsumsi suplemen penambah stamina pria. Nugroho menganjurkan masyarakat agar memilih suplemen yang berbahan dasar herbal atau berbahan dasar dari tumbuhan maupun hewan. "Jangan mengonsumsi yang berbahan dasar kimia karena kita kan tidak tahu kontraindikasinya seperti apa. Nanti bisa berakibat fatal, lebih baik yang herbal karena risikonya minim," saran Nugroho.

Dia juga menyarankan masyarakat agar selalu membeli suplemen yang terjamin keamanannya dengan cara melihat kandungan serta izin edarnya. Pilih produk yang tesertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan. Selain itu, hindari penggunaan obat kimia tanpa pengawasan dokter. "Juga, selalu baca aturan pakai dan keterangan komposisi dari setiap suplemen, hindari konsumsi yang melebihi dosis yang disarankan." Di kesempatan sama, Brand Manager Sutra, Daniel Tirta, mengatakan masyarakat kerap menganggap suplemen khusus pria sebagai obat kuat. Menurutnya, anggapan itu tidak benar karena suplemen lebih berfungsi untuk menambah stamina. (*/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya