Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Pemetaan Usai, Restorasi Gambut Siap Dikebut

Pro/DW/H-2
25/8/2017 06:16
Pemetaan Usai, Restorasi Gambut Siap Dikebut
(ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

HASIL pemetaan lahan gambut yang diakuisisi menggunakan teknologi light detection and ranging (lidar) telah rampung dan diserahkan Badan Restorasi Gambut (BRG) kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Informasi Geospasial (BIG) di Jakarta, kemarin.

Peta itu merupakan peta kesatuan hidrologis gambut (KHG) tahap pertama yang dilakukan di empat kabupaten prioritas, yakni Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Pulang Pisau, dan Meranti, dengan luas 650 ribu hektare.

"Hasil pemetaan akan digunakan BRG dan KLHK untuk menentukan intervensi restorasi dan mendukung proses penetapan kawasan lindung, kawasan budi daya, serta pengaturan tata kelola air di lahan gambut," kata Kepala BRG Nazir Foead saat penyerahan peta di KLHK di Jakarta, kemarin.

Nazir menyatakan teknologi lidar digunakan untuk memproduksi peta gambut pada skala besar, yakni 1:2.500.

Sebelumnya, peta yang ada di Indonesia rata-rata baru berada pada angka 1:250 ribu.

Hal itu dianggap menyulitkan dalam upaya pemantauan lapangan untuk melakukan restorasi gambut.

Pemetaan lidar dilaksanakan konsorsium perusahaan pemetaan dengan arahan teknis dan supervisi dari BIG, KLHK, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Kementerian Pertanian, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Gadjah Mada.

"Pemetaan akan dilanjutkan di daerah lain karena ada 2 juta hektare target yang harus direstorasi hingga 2020. Harapan kita, ke depan bisa membuat peta di wilayah lain dengan metode dan akurasi yang sama, tapi lebih cepat dan murah," ujar Nazir.

Setelah peta diserahkan, upaya restorasi gambut akan mulai dilakukan dan bakal semakin gencar pada 2018.

Hasil pemetaan, tambahnya, juga akan dikoordinasikan dengan kementerian atau lembaga terkait serta pihak perusahaan yang wilayahnya berada di lahan gambut.

Deputi Bidang Infrastruktur BIG Adi Rusmanto pada kesempatan sama mengatakan pemetaan skala besar diperlukan untuk berbagai kepentingan, di antaranya pemetaan batas desa, rencana detail tata ruang, pengelolaan hutan, termasuk restorasi lahan gambut.

Adi menjelaskan lidar ialah metode pemetaan yang mengintegrasikan sistem penentuan posisi GPS/INS serta pengukuran jarak dengan laser ke objek di permukaan bumi.

Metode lidar dapat menghasilkan peta ketinggian permukaan bumi untuk mengidentifikasi kubah gambut, peta hidrotopografi, yakni modeling arah aliran alir di lahan gambut untuk membantu identifikasi lokasi sekat kanal.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya