Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Kanker Serviks Dapat Dicegah dengan Vaksin

(Ind/H-3)
17/8/2017 01:30
Kanker Serviks Dapat Dicegah  dengan Vaksin
(DOK EKA HOSPITAL BSD)

KANKER serviks merupakan kan­ker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berbeda dengan rahim. Leher rahim merupakan pintu masuk dari vagina menuju rahim. Wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks, tetapi yang paling beresiko ialah wanita yang aktif secara seksual. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (kebidanan dan kandungan) dari Eka Hospital BSD, Tangerang, Banten, Budi Santoso menjelaskan kanker serviks umumnya disebabkan virus yang disebut human papillomavirus (HPV). Budi mengatakan ada beberapa jenis HPV, tetapi yang berbahaya adalah HPV 16 dan HPV 18 yang menjadi pemicu kanker serviks. “Virus HPV ditularkan melalui hubungan seksual,” tutur Budi.

Budi menjelaskan virus HPV dapat bertahan selama bertahun-tahun. Lama-kelamaan, sel-sel yang berada di permukaan leher rahim berubah menjadi sel kanker. “Butuh waktu 3 sampai 17 tahun setelah terinfeksi untuk dapat menjadi kanker serviks,” kata dia.
Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomor dua pada wanita setelah kanker payudara. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV. Vaksin HPV, ujar Budi, diberikan pada wanita mulai usia 10-55 tahun. Sebaiknya diberikan ketika perempuan belum aktif secara seksual untuk memperkuat imunitasnya sebelum terinfeksi.

“Efektivitas pencegahan kanker serviks dengan pemberian vaksin mencapai 98%,” ujar Budi. Vaksin HPV diklaim sangat aman. Menurutnya, pendapat bahwa pemberian vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini hanyalah mitos. “Itu mitos, vaksin yang dibe­rikan adalah virus yang sudah dilemahkan sehingga tubuh dapat membentuk pertahanan terhadap virus tersebut,” tegasnya.

Pentingnya skrining
Perubahan sel di leher rahim sebelum berkembang menjadi kanker sebenarnya bisa dideteksi lebih awal yakni melalui pemeriksaan pap smear secara berkala. Budi menuturkan pap smear berguna untuk men­deteksi keberadaan sel-sel abnormal pada leher rahim yang berpotensi berubah menjadi sel kanker.

Pap smear dilakukan dengan mengambil sedikit sampel ja­ringan dari leher rahim kemudian diperiksa di labolatorium. “Wanita yang sudah aktif secara seksual dianjurkan melakukan pap smear satu tahun sekali apabila tidak ada keluhan apa-apa,” terang Budi. Sejak 2000 hingga 2012, rata-rata usia wanita yang terkena kanker serviks semakin muda, berkisar 21-22 tahun. Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization(WHO) menunjukkan naiknya angka kejadian kanker serviks, salah satunya, disebabkan kurangnya cakupan skrining di Indonesia. (Ind/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya