Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
MENTERI Kesehatan Nila F Moeloek meresmikan pabrik cairan infus pertama milik PT B Braun Medical Indonesia di Karawang, Jawa Barat, kemarin (Kamis, 27/7). Dalam kesempatan itu, Nila menyatakan peran industri farmasi dalam negeri perlu terus didorong seiring dengan bertambahnya peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang otomatis meningkatkan kebutuhan akan obat-obatan dasar seperti cairan infus.
Nila mengatakan cairan infus merupakan obat dasar yang banyak digunakan dalam pelayanan kesehatan. Pada 2012 penggunaan infus mencapai 104,5 juta botol. Angka itu dipastikan terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah peserta JKN yang saat ini sekitar 179 juta orang. "Ketersediaan infus dibutuhkan untuk JKN. Karena itu, kita butuh dukungan dari industri farmasi yang kuat," katanya.
Selain itu, lanjut Nila, pasokan infus juga amat dibutuhkan untuk mengantisipasi wabah. "Memang kita tidak berharap orang sakit bertambah banyak, tapi tahun lalu kami sedikit kelimpungan karena demam berdarah meningkat. Infus selalu dicari di mana-mana. Pasokan cairan infus sangat dibutuhkan" ujarnya.
Nila juga berharap tak hanya cairan infus dasar yang bisa dibuat di dalam negeri, tapi juga cairan lain seperti parenteral (nutrisi yang diberikan melalui selang).
Perusahaan farmasi asing yang berproduksi di Tanah Air, sambung Nila, diminta melakukan transfer teknologi demi mengembangkan kapasitas industri lokal.
Terkait dengan penguatan farmasi dalam negeri, pemerintah sudah menerbitkan sejumlah aturan, antara lain Inpres No 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan serta Permenkes No 17/2017 tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan di Indonesia.
Pasok 15 juta botol
Pada kesempatan sama, Presiden Direktur B Braun Indonesia Stephan Soyka mengatakan pihaknya bakal memasok cairan infus dasar untuk kebutuhan JKN ke rumah-rumah sakit pemerintah dan swasta.
Pabrik B Braun itu sendiri ditargetkan bakal memproduksi 15 juta botol per tahun. Pabrik dengan nilai investasi Rp898 miliar itu rencananya beroperasi mulai tahun depan.
Produk-produk yang dibuat, di antaranya Ecosol ringer lactate IV 500 ml, Sterofundin ISOIV Inf 500 ml, Ecosol sodium chloride 0,9% IV Inf 500 ml, Ecosol glucose 10% IV Inf 500 ml, dan Glucose 10% 500 ml.
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Maura Linda Sitanggang mengatakan pasokan cairan infus yang didatangkan secara impor saat ini mencapai 50%. Sisanya diproduksi di dalam negeri. Pembangunan pabrik B Braun itu diharapkan bisa menambah porsi produksi di dalam negeri hingga 20%.
Dengan pembangunan pabrik B Braun itu, Presiden B Braun Asia Pasifik Anna Maria Braun menyatakan status perusahaannya kini tidak sekadar penyuplai obat dan alat kesehatan di Indonesia, tetapi juga sebagai produsen. "Saya ingin segera melihat pabrik ini berproduksi," ucapnya. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved