Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Olimpiade Fisika bakal Lebih Ketat

Ardi Teristi
18/7/2017 11:08
Olimpiade Fisika bakal Lebih Ketat
(Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad---MI/Arya Manggala)

OLIMPIADE Fisika Internasional (International Physic Olympiad/IPhO) 2017 yang digelar di Yogyakarta diperkirakan bakal berlangsung lebih ketat bila dibandingkan dengan IPhO 2002, ketika Indonesia juga menjadi tuan rumah.

Menurut Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad, prediksi tersebut antara lain karena dalam olimpiade yang diikuti sekitar 400 siswa dari 86 negara itu, banyak negara besar dengan tradisi pendidikan yang baik menjadi peserta, antara lain Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang.

Meski demikian, ia optimistis sesuai target, yakni lima emas. Pasalnya, pada kompetisi tahun lalu di Swiss, Indonesia hanya memperoleh satu medali emas dan empat perak. "Ya, (targetnya) dapat lima emas atau setidaknya lebih baik ketimbang tahun lalu," kata Hamid seusai pembukaan IPhO Ke-48 di Hotel Sahid Rich, Yogyakarta, kemarin (Senin, 17/7).

Ia menyebutkan perolehan medali pada tahun lalu bukan yang terbaik. Pada, 2002 saat IPhO dilangsungkan di Bali, Indonesia memperoleh tiga emas dan dua perak. Oleh karena itu, ia meminta lima perwakilan Indonesia untuk berjuang maksimal demi bangsa dan negara, serta untuk masa depan mereka.

Hamid mengungkapkan peraih medali perunggu akan mendapatkan beasiswa hingga jenjang pendidikan S-1, medali perak mendapat beasiswa hingga S-2, sedangkan peraih medali emas mendapat beasiswa hingga jenjang pendidikan S-3. "Biasanya pemenang langsung ditawari bermacam-macam beasiswa dari dalam dan luar negeri. Ini tiket bagi kelanjutan sekolah mereka," katanya.

Selain prestasi, katanya, kegiatan olimpiade semacam ini juga dapat menanamkan pendidikan karakter dalam hal objektivitas berpikir. Selain itu, menanamkan kedisiplinan dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan pantang menyerah dalam meraih prestasi.

Ia juga berharap akan lebih banyak siswa yang senang mempelajari fisika. Sesuai kurikulum baru, pembelajaran fisika diarahkan pada praktik, seperti project base yang memerlukan kerja kelompok.

Sementara itu, Presiden IPhO Hans Jordens mengatakan kompetisi tersebut mempertemukan anak-anak muda brilian dari seluruh dunia. Ajang seperti itu sangat penting guna menumbuhkan jaringan antarpecinta fisika untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.(AT/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik