Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Membasuh Kaki Orangtua di Hari Pertama Sekolah

MI
18/7/2017 11:05
Membasuh Kaki Orangtua di Hari Pertama Sekolah
(Ratusan siswa baru kelas 7 SMP Negeri 5 Purwokerto, Jawa Tengah, mengikuti prosesi sungkeman dan membasuh kaki ibu dan ayah masing-masing di halaman sekolah setempat---MI/Liliek Dharmawan)

AIR mata Umi, 48, menetes ketika anaknya, Ndaru, 13, yang mulai masuk kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Purwokerto, Jawa Tengah (Jateng), membasuh kakinya.

Dengan perlahan Ndaru memasukkan kedua kaki ibunya ke ember berisi air bercampur bunga. Telapak kaki dan jari-jari kaki Umi juga digosok dengan tangannya.

Itulah yang membuat air mata Umi menetes. Sambil bercucuran air mata, perempuan itu lalu membasuh muka dan rambut putranya. Tidak hanya Umi yang merasakan keharuan seperti itu. Ratusan orangtua murid lain tersebut juga merasakan hal sama. Sebabnya, SMPN 5 Purwokerto memang menggelar acara tersebut bagi murid baru di hari pertama sekolah, kemarin (Senin, 17/7).

"Baru sekali ini kaki saya dibasuh anak saya. Benar-benar mengharukan. Saya jadi terbayang masa lalu mulai lahir, membesarkan, dan dia sekarang ternyata sudah SMP. Saya juga berdoa semoga anak saya semakin pintar," ungkap Sukarti, 45, orangtua murid lainnya.

Sebelum melakukan prosesi membasuh kaki orangtua, murid-murid yang duduk di lantai juga sungkem kepada orangtua masing-masing yang duduk di kursi di hadapan mereka.

Kepala SMPN 5 Purwokerto Ibnu Tavip Martapa mengatakan, acara membasuh kaki dan sungkem kepada orangtua merupakan bagian dari pendidikan karakter untuk anak-anak. Prosesi semacam itu menunjukkan peran keluarga sangat penting.

Sementara itu, pada hari pertama masuk sekolah orangtua murid sekolah dasar (SD) di sejumlah daerah berebut tempat duduk untuk anak masing-masing. Mereka memperebutkan kursi paling depan, dengan harapan anak mereka bisa lebih fokus mengikuti pelajaran.

Di SDN 4 Wangon dan SDN Pancurendang, Banyumas, Jateng, para orangtua datang ke sekolah mulai pukul 05.00 WIB. Padahal, sekolah mengatur posisi duduk seluruh murid dirotasi setiap pekan.

Anggapan duduk paling depan ialah yang terbaik bagi anak juga terjadi di SDN Pasarbatang 04, Kelurahan/Kabupaten Brebes, Jateng, dan di sejumlah ASDN di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar).

Di Kabupaten Purwakarta, Jabar, pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan seluruh murid SD dan SMP harus berjalan kaki ke sekolah minimal 1 kilometer. Bila murid diantar orangtua menggunakan kendaraan bermotor, murid harus turun di titik tertentu untuk melanjutkan dengan berjalan kaki menuju sekolah. Peraturan tersebut diberlakukan mulai hari ini.

Di sisi lain, penerapan sistem zonasi ketika proses pendaftaran sekolah membuat sejumlah siswa belum mendapatkan sekolah. Meski demikian, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad menjamin semua siswa mendapatkan sekolah hingga akhir Juli ini.

"Akhir Juli (semua siswa) harus sudah ditempatkan. Tidak ada siswa yang belum dapat sekolah," kata Hamid di Yogyakarta, kemarin. (Tim Media/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik