Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PEREDARAN dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia cenderung terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda. Karena itu, perlu kerja sama penanganan yang komprehensif dari institusi pemerintahan hingga masyarakat.
Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada 2016 diketahui, prevalensi penyalahgunaan narkotika pada kelompok pelajar ialah sebesar 1,9%. Artinya, dari 100 orang pelajar di Indonesia, dua orang di antaranya merupakan pengguna narkotika.
"Bonus demografi Indonesia yang besar, terutama di usia produktif, menjadi target pasar peredaran gelap narkotika di Asia Tengara," kata Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso dalam sambutannya di peringatan Hari Antinarkotika Internasional (HANI) 2017 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, kemarin (Kamis, 13/7).
Menurut Budi, kondisi geografis Indonesia dengan garis pantai yang panjang menjadi celah masuknya narkoba. Dalam sejumlah kasus para pelaku narkoba berupaya menyelundupkan barang haram tersebut melalui pelabuhan-pelabuhan tikus yang tidak terawasi.
Selain itu, penegakan hukum yang signifikan di Filipina berdampak pada pindahnya jaringan narkoba di negara tersebut ke Indonesia. Meluasnya peredaran narkoba juga turut dipicu teknologi internet. Peningkatan tidak hanya terjadi pada nilai transaksinya, tetapi juga pada jenis-jenis narkotika yang beredar.
Berdasarkan data UNODC dalam World Drugs Report 2016, sejak 2008 hingga 2016 telah terindikasi sebanyak 644 new psychoactive substances (NPS) yang dilaporkan 102 negara. Sebanyak 65 jenis di antaranya telah masuk ke Indonesia. Namun, baru 43 jenis yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2017 sebagai bentuk narkotika.
Karena itu, Budi Waseso meminta agar seluruh pihak, baik instansi pemerintahan maupun komponen masyarakat, mau berkontribusi dalam perang terhadap narkoba. Sejauh ini, baik personel, anggaran, maupun sarana dan prasarana BNN belum bisa dikatakan ideal untuk mendukung kegiatan operasional dengan tantangan yang makin meningkat.
"Perang terhadap peredaran gelap narkotika tidak boleh setengah-setengah, tetapi komprehensif mulai instansi pemerintah hingga masyarakat. Perlu dukungan dan perhatian dari semua kementerian/lembaga yang dirasakan saat ini belum memadai," kata Budi Waseso.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengimbau hal senada. Menurutnya, tanpa perlawanan secara total, penegakan hukum terhadap kasus narkoba terancam tertinggal jauh. Sementara itu, para pelaku telah menggunakan teknologi yang semakin maju.
"Kalau tidak dilawan secara total yang melibatkan masyarakat, kementerian, dan lembaga, kita akan ketinggalan jauh," Wiranto menegaskan.
Penghargaan
Pada kesempatan sama, BNN memberikan penghargaan kepada <>Metro TV yang dinilai sebagai stasiun televisi paling sering menyosialisasikan program pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika (P4GN).
Tercatat, sepanjang 2016 hingga pertengahan tahun ini Metro TV telah menayangkan 771 materi yang berkaitan dengan P4GN.
Selain Metro TV, sejumlah instansi pemerintahan dan perusahaan menerima penghargaan atas kontribusi masing-masing dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika.(H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved