Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PERANG asimetris merupakan pertikaian yang terjadi tidak menggunakan senjata fisik melainkan ide-ide untuk menjatuhkan lawan menggunakan strategi-strategi modern. Potensi ini sangat besar di tengah keberagaman bangsa Indonesia sehingga patut diantisipasi dengan menjaga persatuan.
Hal itu dipaparkan pengajar Universitas Pertahanan Yono Reksoprasodjo pada acara Pengurus Pusat pengajian kebangsaan yang diselenggarajan Angkatan Muda Partai Golkar (PP-AMPG) di kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (11/7).
Dirinya menjelaskan perang asimetris dapat dikatakan sebagai suatu kondisi perang dimana ada satu atau lebih peserta perang yang memanfaatkan kemampuan dan kekuatan yang tidak tergantung pada besaran pasukan. Singkat kata perang ini dilakukan oleh satu orang saja dari suatu tempat yang jauh dari wilayah sengketanya.
"Tujuan utama perang adalah mengarahkan lawan tanpa bertempur. Pemanfaatan taktik, pilihan medan pertempuran yang baru hingga senjata baru dalam berperang bisa disebut sebagai langkah taktik asimetrik," kata Yono.
Sementara itu, anggota DPR RI Fraksi Golkar Aditya Anugrah Moha mengatakan Indonesia memiliki suku bangsa yang besar mencapai 1340 suku bangsa. Ini adalah potensi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan indonesia melalui perang asimetris.
Untuk itu, Ia meyakini perang asimetris dapat dicegah dengan penguatan ideologi Pancasila agar ajaran-ajaran yang ingin memecah belah bangsa tidak dapat masuk.
"Perang asimetris umumnya bertujuan menyebarkan ajaran-ajaran ideologi radikal untuk mengganti ideologi negara dengan sebuah ideologi tertentu," katanya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved