Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
DI tengah padatnya aktivitas advokasinya, Woro Wahyuningtyas tidak melupakan hobi bersepeda. Perempuan ramah ini mengaku hobi tersebut sudah dilakoni lama bahkan ia sudah bergabung dengan komunitas Bike to Work sejak 2006 saat masih tinggal di Yogyakarta. "Bike to Work aktif sejak di Yogya, tapi setahun belakangan sudah jarang bersepeda yang serius," jelasnya. Keseriusannya bersepeda berlanjut saat ia sudah pindah ke Jakarta. Rute rumah-kantor yang melintasi batas provinsi, yakni Depok, Jawa Barat-Jakarta ditempuhnya dengan menggowes.
"Dulu sempat gila pergi ke Depok dari Jakarta naik sepeda. Waktu itu awal-awal baru di Jakarta, nekat saja pakai GPS dan berhasil sampai Depok," imbuhnya. Setelah berhasil menempuh Jakarta-Depok, Woro tertantang melanjutkan hingga ke Bogor. Terlebih, kawan-kawannya sesama penggemar bersepeda pun mengajaknya serta. Sayang, aktivitas bersepeda yang belakangan jarang dilakukan membuatnya berpikir berkali-kali. "Yang saya ingin itu sekarang bersepeda dari Jakarta sampai Bogor, kawan-kawan sudah sering mengajak, tapi karena sudah lama tidak bersepeda jarak jauh saya jadi enggak pede," lanjutnya.
Memang bersepeda jarak jauh bukan hal sepele. Persiapan fisik dan teknis harus dilakukan dengan baik. Terlebih dengan arus lalu lintas yang kian hari semakin padat sehingga pengguna jalan harus sangat waspada. Beberapa kali, saat fisik sudah lelah, Woro pun memilih beralih menggunakan taksi. Sepeda yang dibawa tidak jadi masalah karena tinggal dilipat dan dimasukkan ke bagasi mobil. Sejak bekerja di Jakarta, Woro memang memilih tidak lagi menggunakan sepeda biasa. Jarak yang jauh serta arus lalu lintas membuatnya harus luwes berpindah moda transportasi. Meski begitu, ia tetap senang setidaknya dapat terus bersepeda
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved