Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam kaitan pemberlakuan sekolah lima hari membolehkan pihak sekolah untuk menarik biaya tambahan kepada orangtua atau wali murid untuk keperluan melengkapi sarana dan prasarana program penguatan karakter lima hari sekolah yang resmi diberlakukan tahun ini.
Hal itu dengan catatan, penarikan yang dilakukan disepakati bersama oleh orangtua, diputuskan melalui komite sekolah, dan untuk kemajuan sekolah. Serta, tidak memberatkan pihak orangtua.
Namun, jika membebani orangtua, penarikan itu tidak boleh dilakukan. Hal itu disampaikan Mendikbud saat mendampingi kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Gedung Pemuda Kabupaten Temanggung pada Sabtu (17/6). "Penarikan tambahan itu asalkan disepakati seluruh orangtua siswa dan mekanismenya melalui komite sekolah," papar Muhadjir.
Muhadjir memastikan program penguatan karakter sekolah lima hari tetap akan dilakukan tahun ini. Sebab, hal itu sudah menjadi program pemerintah. Namun demikian, penguatan karakter tidak melulu harus dilakukan di dalam sekolah, bisa juga di luar sekolah.
"Penguatan karakter juga tidak harus di sekolah. Delapan jam tidak harus di sekolah, yang penting guru bertanggung jawab memantau perkembangan anak. Bisa di madrasah, membantu ibunya di warung juga boleh. Siapa tahu kalau ekstrakurikuler di warung kelak bisa jadi konglomerat," kata Muhadjir.
Dijelaskan, pemberlakuan program lima hari sekolah ini membutuhkan perubahan pola pikir dari pihak sekolah, terutama kepala sekolah. Untuk itu, pola pikir para kepala sekolah tersebut yang akan ia ubah.
Penguatan karakter ini, kata mendikbud, sudah mulai diujicobakan pada 1.500 sekolah yang tersebar di 34 provinsi sejak 2016 lalu. Untuk 2017 ini akan diberlakukan pada 9.300 sekolah juga di 34 provinsi secara bertahap.
Di Temanggung Haryono, Kepala SMPN 3 Kandangan menilai pemberlakuan program tersebut terlalu mendadak dengan regulasi yang dibuat terlalu cepat. Dengan demikian, pihak sekolah masih belum cukup melakukan persiapan, terutama terkait sarana dan prasarana, mental siswa dan guru, serta materi yang akan diberikan pada 400 siswa sekolah itu saat menjalani delapan jam sekolah.
Di wilayah lain, tepatnya diPurwakarta, berdasarkan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Reza Sunarya dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, sekolah lima hari tidak terdapat pertentangan.
"Kita tidak ada masalah, kebijakan sekolah lima hari sudah lama diterapkan di Purwakarta. Pemberlakuan sekolah selama lima hari dalam sepekan sudah dilaksanakan sejak 2012 lalu," katanya.
Dia menjelaskan, terdapat penjabaran untuk masing-masing hari. Senin, siswa difokuskan mempelajari tentang nasionalisme kebangsaan. Selasa, fokus pada sejarah dunia. Rabu, bertema pendidikan kesundaan dan kearifan lokal, Kamis, para siswa diajarkan tentang berkreativitas. pada hari Jumat, para siswa difokuskan mendalami kehidupan religius masing-masing. Terakhir, Sabtu dan Minggu, mereka menjalani pendidikan di rumah oleh para orangtua masing-masing.(Bay/RZ/TS/H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved