Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
WACANA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberlakukan program full day school atau sekolah lima hari sebagai bagian dari kebijakan Program Pendidikan Karakter (PPK) mendapat dukungan sejumlah pihak.
Maarif Institute menyambut baik kebijakan Menteri Muhadjir tersebut. "Pada dasarnya Maarif Institute mendorong kebijakan ini, sekolah memiliki peran lebih aktif dan leluasa dalam upaya melawan radikalisme yang sering kali dilakukan di luar jam sekolah." Kata Direktur Eksekutif Maarif Institute M Abdullah Darraz di Jakarta, Senin (12/6)
Menurut dia, melalui kebijakan ini, berarti sekolah bisa meminimalisir peran kelompok radikal. "Benteng sekolah bisa diperkuat untuk menghalau kelompok radikal dengan memperkaya kehidupan sekolah dengan kegiatan-kegiatan siswa positif dan beragam," ujarnya.
Dikatakan program full day school bukanlah hal yang baru di Indonesia. Dalam tradisi pendidikan di Indonesia, program ini sudah banyak dilakukan. "Kekhawatiran sebagian pihak mengenai implementasi program full day school harus disikapi dengan pembuktian implementasi full day school yang tetap memenuhi hak-hak dan kreatifitas anak, termasuk pelibatan lingkungan sekitar sekolah dalam proses pembelajaran" ujar dia.
Ia berpendapat asumsi-asumsi penolakan yang dilontarkan sebagian pihak terhadap kebijakan ini hendaknya dapat didialogkan secara konstruktif. Sepatutnya penolakan itu tidak dilakukan secara apatis. “’Kemendikbud telah melakukan kajian mendasar terhadap lahirnya kebijakan ini. Sebab itu berbagai perbedaan dalam menanggapi kebijakan ini perlu didialogkan secara lebih terbuka", pungkas Darraz. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved