Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Berburu Takjil di Pasar Musiman

Richaldo Y Hariandja
30/5/2017 10:24
Berburu Takjil di Pasar Musiman
(Sejumlah pedagang menawarkan beragam makanan dan minuman untuk berbuka puasa di lingkungan Wanasari, Denpasar, Bali---ANTARA/Nyoman Budhiana)

PUASA Ramadan di Tanah Air tidak terlepas dari aneka sajian khas buka puasa atau takjil. Beragam kudapan untuk berbuka menjadi buruan kaum muslim menjelang Magrib tiba. Tak mengherankan, di berbagai daerah di Indonesia, setiap Ramadan, pasar kuliner musiman yang hanya ada di bulan puasa digelar.

Di Kalimantan Tengah, misalnya, ada pasar kue khas bulan suci yang biasa disebut Pasar Wadai. Salah satu Pasar Wadai itu digelar di kawasan Water Front City, Jalan Panglima Batur, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Sabtu (27/5) sore.

Tiap sore, pasar kue dadakan itu selalu ramai dipadati pengunjung. Warga rela berdesakan mencari kudapan untuk berbuka puasa. Pemandangan seperti itu bakal terus terlihat hingga satu bulan ke depan sebab momen tersebut hanya ada sebulan dalam setahun.

Untuk menghindari kepadatan pengunjung, sebagian warga memilih datang lebih awal. "Datang lebih awal bisa lebih enak memilih-milih. Kalau sudah sore akan sulit, selain pengunjungnya berdesakan, makanan yang hendak kita cari sudah keburu habis," kata Agus Sidik, warga Muara Teweh, ketika membeli kue di Pasar Wadai itu, kemarin (Senin, 29/5).

Selain di kawasan tersebut, Pasar Wadai juga terlihat di depan Pasar Barito Permai dan perempatan simpang empat lampu merah Jalan Sengaji Hulu, Sengaji Hilir, dan Bundaran Nelayan.

Di Kabupaten Kotawaringin Timur, Taman Kota Sampit juga menjadi ajang wisata kuliner bagi masyarakat setempat. Pengunjungnya tak hanya kaum muslim. Mereka berbaur menikmati suasana yang ramai itu.

"Setiap ada pasar Ramadan, saya sering berbelanja makanan di sini, tapi untuk dibawa pulang makan di rumah. Di pasar Ramadan inilah bisa ditemukan berbagai jenis kue yang jarang ditemui saat hari-hari biasa," kata Grace, warga Sampit, kemarin.

Di tempat itu, ada 120 pedagang yang berjualan aneka ragam kue tradisional, seperti bingka, apem, amparan tatak, tapai, bolu, lempeng pisang, pundut, lamang, hintalu keruang, dan bubur sumsum. Juga ada berbagai menu masakan seperti masak habang, patin betanak, pais patin, pais jelawat, dan pais tapah.

Kehadiran pasar musiman itu berdampak positif bagi masyarakat, khususnya para pedagang. Bagi warga setempat, keberadaan pasar itu juga menjadi hiburan melepas penat usai bekerja.

"Saya tadi mencari lemang. Alhamdulillah ada yang jual. Masih hangat lagi dengan bumbungnya (bambu tempat lemang). Banyak kue dan masakan daerah dengan mudah kita temukan di sini," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman.

Menurutnya, wisata kuliner menjadi sektor yang kini digemari masyarakat. Tidak berlebihan jika pemerintah daerah melalui dinas perdagangan dan perindustrian selalu memfasilitasi pasar ini agar bisa dikemas lebih menarik sehingga mengundang masyarakat.

Di jalan protokol
Di Kota Bandar Lampung, Lampung, pedagang takjil bertebaran di jalan-jalan protokol, seperti Jalan Dr Susilo, Jalan Ahmad Yani dan Lapangan Merah Saburai. Mereka umumnya mulai menjajakan dagangan pada pukul 14.30. Menu yang disajikan para pedagang musiman itu antara lain kolak pisang, es buah, serta sayur matang.

Sari, 40, pedagang takjil di Jalan Yos Sudarso, mengatakan sudah dua tahun setiap Ramadan ia berdagang di sana. "Tahun lalu saya pun berdagang di sini. Warga yang membeli kebanyakan dari kalangan pegawai yang baru saja keluar kantor pukul 15.00," ujarnya.

Berbagai menu seperti kolak pisang, empek-empek, dan es buah ia jajakan dengan harga Rp7.000 hingga Rp10 ribu per porsi. "Keuntungannya lumayan," pungkasnya.(Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya