Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
SILOAM Hospitals Grup bersama harian terkemuka nasional mengadakan forum diskusi kesehatan dengan tema 'Kenali dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak Autisme' di Jakarta, Sabtu (6/5).
Dipilihnya tema diskusi ini agar penangan pada tumbuh kembang anak dengan autisma dapat tersosialisasi dengan baik serta menyeluruh.
“Kepedulian terhadap anak dengan gangguan spectrum autism saja tidak cukup. Mereka harus diterima di masyarakat agar potensinya berkembang maksimal," papar Melly Budhiman, Ketua Yayasan Autisma Indonesia, saat membuka pembicaraan dalam forum diskusi.
Melly melanjutkan, agar potensi anak pengidap autisme berkembang pesat, hal itu membutuhkan kerja sama semua sektor.
"Dimulai dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,” tuturnya.
Menurut dia, stigma autisme yang melekat yaitu gangguan jiwa ialah tidak benar. Dan hal itu harus dihilangkan di tengah masyarakat.
"Solusinya adalah sosialisasi dan kerja sama semua pihak, “ imbuh Melly yang juga merupakan dokter spesialis kedokteran jiwa dan psikiatri anak ini mengingatkan.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis kejiwaan dari Siloam Hospitals, dr Eva Suryani SpKJ, turut mengingatkan bagi para orangtua yang memiliki anak pengidap autisme agar konsisten dalam mengobati anak.
“Salah satu tugas dokter adalah menjelaskan kepada orangtua soal porsi pemberian obat dan efek samping dari pengobatan tersebut. Dan saya selalu mengingatkan agar selalu ada komunikasi diantara dokter dan orang tua terkait perkembangan sang anak,” papar Eva saat berbincang dengan awak media seusai diskusi.
Adapun untuk mengenali ciri autisme pada anak, menurut dia, sudah bisa didiagnosis pada anak dengan rentang usia 0-3 tahun.
Setidaknya ada tiga tanda-tanda penting untuk mendeteksi autisme. Pertama ialah kesulitan bahasa (bicara), interaksi sosial dan melakukan gerakan terbatas, serta pengulangan.
Anak yang memiliki gangguan autisme biasanya tidak merespons ketika namanya dipanggil, lebih suka menyendiri, tidak suka dipeluk, tidak ada kontak mata, serta sering melakukan gerakan berulang-ulang.
Eva pun mengingatkan bahwa diagnosis autisme anak sejak dini bisa bermanfaat bagi para orangtua.
“Sebenarnya kalau kita bisa kenali sejak dini, penanganannya juga bisa lebih awal,” pungkas dokter dari RS Siloam Karawaci Tangerang ini. (RO/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved