Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
DARI 165 SMP, hanya 8 yang menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di Kabupaten Bandung Barat. Itu pun semuanya sekolah swasta. Sementara itu, sekolah negeri menggelar UN berbasis kertas pensil (UNKP).
Kepala Dinas Pendidikan Bandung Barat Imam Santoso mengungkapkan hal itu karena keterbatasan anggaran pemenuhan unit komputer.
“Sekolah negeri ini siswanya banyak sekali. Bisa dibayangkan kalau rata-rata jumlah siswa di tiap sekolah ada 400 orang. Kalau dihitung jika UNBK dibagi dalam tiga sesi berarti setiap sesi ada 135 siswa yang ikut UNBK, sementara sekolah negeri rata-rata paling hanya mempunyai 40 unit komputer,” ungkap Iman, Rabu (3/5).
Kendala lainnya, kata dia, setiap tahun rombongan pelajar di seluruh sekolah negeri terus bertambah, tapi tak diimbangi dengan sarana dan prasarana, terutama komputer. Kendati demikian, lanjut Imam, pada tahun depan pihaknya akan berusaha mencari solusi agar bisa mendapatkan anggaran baik dari pusat, provinsi, maupun pemda agar minimal ada 5-8 SMP negeri yang bisa jadi percontohan sebagai sekolah yang melaksanakan UNBK.
“Hanya sekolah swasta yang mampu melaksanakan UNBK karena siswanya sedikit. Ke-8 sekolah itu di antaranya SMP Darul Hikam, SMP Al-Irsyad, SMP Cahaya Bangsa, SMP Darul Falah, SMP Mahardika Batujajar, SMP Islam Nurul Fikri, SMP Mutiara Nusantara, dan SMP Bandung Alliance Intercultural School,” tuturnya.
Sementara itu, tiga SMP negeri di Kota Cirebon yang mengikuti UNBK harus menumpang di sekolah lain.
Sebanyak 370 siswa dari SMP 5 Kota Cirebon menumpang di SMK Wahidin. Sementara itu, siswa SMP Negeri 1 menumpang di SMK 1 dan siswa SMP Negeri 8 menumpang di SMA Negeri 4 Kota Cirebon. Sementara itu, tujuh sekolah swasta, menurut Jaja, melaksanakan UNBK secara mandiri.
Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, saat memantau UN mengaku prihatin dengan kondisi ini.
“Sarana dan prasarana untuk melaksanakan UNBK di SMP negeri belum memadai.’’
Untuk itu, lanjut Azis, pihak-nya harus memikirkan penambahan komputer untuk sejumlah SMP negeri di Kota Cirebon. (DG/UL/Bay/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved