Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Menjaring Lulusan Berprestasi

Puput Mutiara
27/4/2017 06:30
Menjaring Lulusan Berprestasi
(ANTARA/AHMAD SUBAIDI)

PROSES seleksi penerimaan mahasiswa baru lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) telah berakhir.

Aturan pemerintah menetapkan bahwa siswa diterima berdasarkan hasil nilai rapor dan portofolio akademik minimal 30% dari total daya tampung setiap program studi (prodi).

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir menegaskan pemerintah hanya menetapkan batas minimum kuota penerimaan SNMPTN. Adapun jumlah maksimum ditentukan kebijakan perguruan tinggi masing-masing. Dari data yang diumumkan Panitia SNMPTN 2017, Rabu (26/4) terdapat 101.906 siswa yang lolos, atau 19,70% dari total pendaftar 517.116 yang terverifikasi.

Jumlah tersebut termasuk 27.058 siswa dari peserta bidikmisi. Terlepas dari total jumlah pendaftar ataupun calon mahasiswa yang diterima, Menristek berharap SNMPTN akan mampu menjaring siswa lulusan terbaik yang nantinya akan meneruskan prestasi, baik secara akademik maupun nonakademik, di level pendidikan tinggi.

“Bagaimanapun SNMPTN memungkinkan perguruan tinggi bisa mengintip prestasi siswa dari nilai yang sudah didapat dari sekolah. Tinggal nanti dilihat korelasinya dengan IPK (indeks prestasi kumulatif) ketika mereka sudah kuliah,” ucap M Nasir saat dihubungi Media Indonesia, baru-baru ini.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti Intan Ahmad menambahkan, dengan sistem seleksi yang baik, kualitas calon mahasiswa akan makin mumpuni. Tentunya hal itu juga akan mendorong semakin baiknya proses pendidikan dan kualitas lulusan dari perguruan tinggi di Indonesia.

“SNMPTN memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa berprestasi untuk kuliah di PTN pilihan mereka. Memungkinkan latar belakang apa saja, bisa menampung sekaligus kohesi sosial anak bangsa,” paparnya.


Bebas perjokian

Ketua Majelis Rektor PTN Herry Suhardiyanto pada kesempatan sama turut memastikan proses SNMPTN yang notabene mempergunakan hasil rapor sebagai dasar penilaian, bebas dari perjokian. Hanya tidak dimungkiri hal itu perlu kerja sama semua pihak termasuk masyarakat.

“Kami berpesan jangan sampai melayani pihak-pihak yang mencoba menawarkan kepastian diterima. Kalau yang belum diterima SNMPTN, kami sediakan kuota 128.244 kursi untuk SBMPTN,” cetusnya.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM Iwan Dwiprahasto menyampaikan, tahun ini UGM menerima 1.993 calon mahasiswa program sarjana melalui SNMPTN. “Mereka masuk UGM setelah rekam prestasi akademiknya unggul bersaing dengan 33.887 peserta SNMPTN yang mendaftar di UGM,” papar Iwan, di Yogyakarta, Rabu (26/4).

Menurutnya, prodi dengan peminat terbanyak dalam SNMPTN di UGM tahun ini ialah Program Studi Akuntansi. Sementara itu, 1.988 calon mahasiswa dinyatakan lulus seleksi dan diterima di Universitas Sebelas Maret (UNS). Sekitar 32% di antaranya merupakan peserta program bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi (Bidikmisi).

Ketua Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru UNS Sutarno di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (26/4), mengatakan calon mahasiswa yang diterima pihaknya tahun ini lebih sedikit. Pada 2016, calon mahasiswa yang diterima lewat jalur tersebut 2.498 orang.

“Namun, tahun ini calon mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi jauh lebih banyak. Pada 2016 lalu sebanyak 501 orang, sedangkan tahun ini 644.”

Di Medan, Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Runtung Sitepu mengatakan universitasnya tahun ini menerima 2.221 calon mahasiswa baru untuk 47 program studi S-1 reguler. Dengan jumlah itu, ujarnya, USU menempati lima besar PTN dengan pendaftaran calon mahasiswa terbesar. (PS/AU/AT/FR/LD/BY/S-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya