Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
SALAH satu tujuan sekolah menengah kejuruan (SMK) ialah mencetak lulusan yang siap kerja. Namun, pembekalan kepada siswa tidak boleh hanya terfokus pada bidang keahlian. SMK juga harus dapat menjadi jembatan antara siswa dan lapangan pekerjaan.
Hal tersebut disampaikan Kepala SMKN 38 Jakarta Siti Habibah saat ditemui dalam ajang job fair SMKN 38 Jakarta. Menurut Siti, menjembatani siswa dengan lapangan pekerjaan juga menjadi salah satu cara agar sekolah memiliki relasi baik dengan industri. “Jadi, membawa industri ke sini. Kami juga sekaligus menandatangani MoU untuk tempat praktik siswa-siswi kelas 11 kami,” terang Siti.
Selama ini, lanjut Siti, 80% lulusan SMKN 38 langsung bekerja selepas lulus. Karena itu, lewat job fair tersebut dirinya berharap 50% dari 107 siswa kelas XII tahun ini bisa mendapat pekerjaan.
Siti mengatakan job fair itu juga terbuka untuk seluruh sekolah di sekitar SMKN 38. “Banyak juga yang tadi datang membawa CV (dari sekolah lain), ini jadi bagus agar anak-anak bisa langsung bekerja ataupun kuliah,” imbuh dia.
Dalam kegiatan itu, 10 industri yang bergerak di bidang pariwisata terkait dengan tata boga, tata busana, dan perhotelan digandeng untuk membuka booth khusus demi menjaring siswa-siswi. Tidak hanya itu, tujuh perguruan tinggi swasta (PTS) didatangkan sebagai alternatif pilihan para murid.
“Yang jelas tujuh PTS ini memungkinkan mahasiswa kuliah sambil bekerja,” ucap Wakil Kepala SMKN 38 bidang Hubungan Industri, Yohana Dyahayu Luhsudarmi.
Selama ini lulusan SMKN 38 yang bekerja sambil kuliah mencapai 10% per tahun. Karena itu, sekolah harus menjembatani pilihan tersebut. “Lulusan SMK selama ini kan memang langsung bisa kerja, tapi untuk meningkatkan gaji mereka butuh kuliah juga. Itu sebabnya kita fasilitasi mereka,” imbuh dia.
Salah satu siswa Tata Boga SMKN 38 Jakarta, Zulkarnaen, merasa terbantu dengan adanya job fair di lingkungan sekolah. “Setidaknya ada beberapa perusahaan yang jadi pilihan atau bahkan bisa memanggil kami selepas lulus,” tukas dia. (Ric/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved