Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Mouly Surya Bantuan dari Prancis

PUPUT MUTIARA
08/12/2016 07:30
Mouly Surya Bantuan dari Prancis
(C&R)

MOULY Surya, 36, menjadi sutradara Indonesia pertama yang mendapatkan bantuan pendanaan prestisius, Aide Aux Cinemas du Monde, dari Kementerian Komunikasi dan Kebudayaan serta Kementerian Luar Negeri Prancis. Bantuan itu diperoleh untuk penggarapan film terbarunya, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Film itu menjadi satu dari lima film yang mendapatkan bantuan pendanaan dalam kategori sutradara berpengalaman lebih dari dua film. Isabelle Glachant, coproducer dari Prancis yang menjadi mitra Mouly, memuji film itu karena menonjolkan sisi artistik.

“Marlina merupakan film artistik dari sutradara yang sudah berpengalaman. Karakter Marlina kuat,” kata dia dalam konferensi pers di Institut Francais d’Indonésie (IFI), Jakarta, Selasa (6/12). Sang empunya karya, Mouly, berkisah ide cerita fi lm sebenarnya berasal dari sineas kawakan Garin Nugroho. “Ide cerita dari Mas Garin Nugroho. Saat itu kami sedang dalam penjurian Festival Film Indonesia 2014. Mas Garin memanggil dan ingin membuat fi lm bersama, soal perempuan yang suatu hari rumahnya didatangi perampok,” tutur Mouly pada kesempatan itu.

“Marlina yang seorang janda, malah memenggal kepala perampok dan membawanya ke kantor polisi,” sambung sutradara yang berhasil menembus Sundance Film Festival 2013 melalui fi lm What They Don’t Talk About When They Talk About Love itu. Merasa tertarik dengan ide cerita itu, peraih Piala Citra 2008 itu langsung mengiyakan tawaran Garin. Film yang dibintangi oleh Marsha Timothy, Dea Panendra, Egi Fedly, dan Yoga Pratama itu mengambil lokasi di Pulau Sumba. Pada 2015, dia bertemu Glachant kali pertama, tetapi belum sempat bercerita soal filmnya.

Seleksi ketat
Pihak IFI menjelaskan bahwa Aide aux Cinemas du Monde memiliki komite yang melakukan seleksi ketat dan memilih proyek berdasarkan skenario film dengan sejumlah kriteria. Mencakup kualitas artistik, kemampuan menunjukkan sudut pandang, ide baru dalam skenario, dan visi sutradara. Program itu dijalankan pemerintah Prancis sejak 2012 sebagai sarana diplomasi budaya dan membuka kesempatan kerja sama antara sineas mancanegara dan Prancis. Tahun lalu, program itu memberikan bantuan senilai 6 juta euro untuk penggarapan 50 film.

Beberapa sutradara yang pernah menerima subsidi dari Prancis antara lain Nuri Bilge Ceylan untuk film Winter Sleep yang memenangi Palm’dor hadiah utama Cannes Film Festival 2013. Lalu, Yorgos Lanthimos untuk film The Lobster yang memenangi Jury Prize Cannes Film Festival 2015, dan Jia Zangke untuk film Mountain May Depart yang juga ada di kompetisi utama pada Cannes Film Festival 2015. (Ant/*/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya