Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
GUYURAN hujan yang membasahi Lapangan Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, tidak menyurutkan penyanyi legandaris Virgiawan Listanto atau yang dikenal dengan Iwan Fals, 55, untuk tampil di tengah peserta Apel Nusantara Bersatu, Rabu (30/11). Ia berbaur dengan ribuan tentara, polisi, ulama, dan tokoh agama lainnya di tenda berukuran besar yang disiapkan panitia. Pada puncak acara, Iwan Fals yang tampil di panggung sisi utara lapangan apel menyanyikan beberapa lagu terbarunya seperti NKRI Harga Mati. Berikut kutipan lagunya.
NKRI harga mati
Adalah negara kesatuan republik ini
Jati diri kita sebagai bangsa tidak bisa ditawar walau sepeser pun
Pancasila pedoman kita
Hasil urun rembuk para tetua
Sudah teruji kesaktiannya
Jangan kau coba mengubahnya.
Soal lagu baru yang dibawakannya, Iwan Fals mengaku belum memberinya judul. Lagu itu tercipta saat ia melihat suasana gerakan membumikan keberagaman. "Saya terinspirasi menulis syair dari suasana ini. Syair ini belum ada judulnya. NKRI Harga Mati atau Indonesia Seksi, tidak tahu. Pokoknya Indonesia," kata ayah tiga anak itu. Penampilan penyanyi legendaris itu mampu menjadi magnet sekaligus mengobarkan semangat persatuan, apalagi saat dia menyanyikan lagu Indonesia Pusaka yang dibuat Ismail Marzuki.
Tidak terkecuali, semua yang hadir turut bersorak, menyanyi bersama, tanpa peduli hujan deras mengguyur. Selain penampilan Iwan Fals, konvoi kendaraan tempur yang sebelumnya sudah dipajang sejak kemarin menjadi penutup apel bertema Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita bersama, Bhinneka Tunggal Ika itu. "Tidak ada kaitan dengan aksi 2 Desember, ini murni digagas masyarakat Jawa Tengah untuk menjalin kebinekaan," kata Kapendam IV/ Diponegoro Kolonel Dwi Endro Sasongko.
Harga mati
Selain Iwan Fals, dalam kesempatan yang sama tampak orang nomor satu di Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo, Kapolda Irjen Condro Kirono, Pangdam IV Diponegoro Mayjend Jaswandi, Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah Ahmad Daroji, tokoh agama Habib Luthfi bin Yahya sampai Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan Pancasila harga mati sehingga tak ada ideologi lain yang bisa masuk ke negeri ini. "Jangan diutak-atik karena sudah final. Yang miskin, belum hidup layak terus dipikirkan, kenapa harus kembali lagi?" tanya Ganjar. Sejumlah tokoh agama yang hadir pun kompak menyatukan pendapat bahwa Apel Nusantara Bersatu demi membangkitkan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia. Apel juga sebagai wahana komunikasi antarkomponen bangsa serta lapisan masyarakat. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved