Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Nadya Hutagalung Prihatin pada Pengungsi

Puput Mutiara
19/9/2016 07:41
Nadya Hutagalung Prihatin pada Pengungsi
(MI/PANCA SYURKANI)

MODEL sekaligus presenter, Nadya Hutagalung, 42, mengaku prihatin terhadap kondisi para pengungsi yang tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Keprihatinan itu berujung pada kepedulian yang ia sebut sebagai bentuk tanggung jawab moral sebagai sesama makhluk Tuhan.

"Persoalan refugees (pengungsi) ini sangat penting, apalagi dengan keadaan dunia sekarang. Enggak bisa kita tutup mata. Kita harus benar-benar lihat keadaan mereka dan bergerak melakukan sesuatu," ujarnya saat ditemui menjelang konser Voice of Refugees di Jakarta, Sabtu (17/9) malam. Pada konser amal untuk menggalang dana bagi pengungsi itu, Nadya menjadi salah satu host.

Namun, ironisnya, ungkap Nadya, kebanyakan orang masih belum memedulikan para pengungsi. Padahal, jumlah anak-anak yang menjadi korban dan hidup serbakekurangan di pengungsian amat banyak. Kondisi mereka, menurut Nadya, sungguh memprihatinkan.

Akhir-akhir ini, lanjutnya, banyak pengungsi yang meninggalkan tanah kelahiran bukan semata-mata akibat konflik, melainkan juga perubahan iklim. Tidak sedikit wilayah di sejumlah negara yang mengalami kekeringan dan kesulitan air hingga masyarakat terpaksa mengungsi untuk tetap bisa bertahan.

"Kita yang masih punya kemampuan enggak perlu jadi orang kaya dulu baru mau berbagi. Kita bisa menyumbangkan tenaga, waktu, memberikan edukasi. Apa pun yang bisa kita lakukan," cetus perempuan berdarah campuran Australia dan Batak itu.

Ia pun menganjurkan masyarakat untuk lebih banyak belajar, membaca, atau menonton tayangan tentang pengungsi agar bisa tergerak membantu mereka. Ia yakin bantuan sekecil apa pun yang kita berikan kepada orang lain akan berbalik menjadi hal positif bagi diri kita sendiri.

"Di Italia ada satu kampung refugees yang dibangun bersama oleh masyarakat sekitar. Kita bisa contoh, jangan jadi orang yang tertutup karena siapa tahu mereka bisa bantu komunitas kita misalnya," jelas dia.

Proyek rahasia
Nadya selama ini memang kerap terlibat dalam proyek-proyek sosial, termasuk yang berkaitan dengan kelestarian alam dan lingkungan. Ia turut berkampanye menentang pemburuan gajah dan perdagangan gadingnya.

Di masa depan, ia mengungkapkan aktivitas di dunia model mungkin bakal dilakoninya kembali. Ia mengaku tengah mempersiapkan sebuah proyek rahasia yang diharapkan mampu menginspirasi banyak orang.

"Ada <>personal project, tapi detailnya seperti apa belum bisa saya ungkap karena memang masih rahasia. Apa yang rasa itu benar dan saya harus lakukan," tegasnya.

Terlepas dari itu, saat ini Nadya ingin meluangkan waktu lebih banyak untuk diri sendiri dan keluarga. Menurut ibu tiga anak itu, setengah tahun belakangan merupakan waktu paling sibuk sepanjang karier yang telah dilakoninya selama 30 tahun.

"Saat ini saya butuh waktu untuk diri dan keluarga supaya nantinya bisa berpikir kasih value lebih di society dan lingkungan. Sementara mungkin bakalan selektif memilih pekerjaan," pungkasnya.(H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya