Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SAAT merilis album perdananya yang berjudul My Favourite Things dan menjadi peraih nominasi Grammy termuda, Josiah Alexander Sila baru berusia 11 tahun. Pianis jazz kelahiran Denpasar itu kini telah berusia 13 tahun dan memiliki album kedua yang berjudul Countdown. Dalam album barunya itu, ia menyebutkan dirinya menyajikan lebih banyak eksplorasi. Album baru Joey berisi sembilan lagu kover dari musisi jazz ternama seperti Billy Strayhorn dan John Coltrane. Hanya membutuhkan satu kali take untuk merekam lagu hit Coltrane pada albumnya yang menurut rencana akan dirilis pada 16 September. "Saya mendengarkan musik mereka sejak kecil. Saya dan ayah selalu mendengarkan lagu ini, terutama Countdown, itu susah sekali dimainkan," ungkap pianis yang pernah tampil di hadapan mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton di Arthur Ashe Learning Center. Ia mengaku selalu berusaha melatih perasaannya dalam bermusik. "Saya selalu berusaha melatih perasaan karena dalam musik, tidak hanya teknik, tetapi juga perasaan dari cara kamu bermain dan kebebasan yang bisa kamu berikan," kata dia. Meski telah berhasil meraih prestasi di usiannya yang masih sangat muda, laki-laki yang lebih dikenal dengan nama panggung Joey Alexander itu tetap rendah hati.
Latihan rutin
Seperti dilansir Reuters, Joey yang telah berhasil membuat kagum legenda jazz Herbie Hancock saat berkunjung ke Indonesia bahkan merasa dirinya bukan seorang genius. "Saya bersyukur atas anugerah Tuhan yang membuat saya bisa memainkan musik yang saya cinta," tutur Joey yang hampir sepenuhnya mempelajari musik jazz secara autodidak sejak berusia enam tahun. Saat memulai, dia terstimulasi ketika sang ayah memberikan keyboard elektronik mini kepadanya. Di usianya yang baru menginjak tujuh tahun, ia telah menguasai teknik permainan piano dan improvisasi dalam aliran musik jazz. Secara autodidak, ia mulai bermain jazz standar yang berjudul Well, You Needn't dari Thelonious Monk yang dirilis pada 1944. Untuk mengembangkan musikalitasnya, ia bersama keluarganya pun memutuskan untuk pindah ke New York, Amerika Serikat, pada 2014. Kepiawaiannya dalam bermain piano pun berhasil mengundang decak kagum musikus dunia seperti Wynton Marsalis. Meski sudah lihai, Joey tetap rutin bermain piano 2-3 jam setiap harinya. Dia tidak hanya memainkan. Mendengarkan juga merupakan upayanya untuk belajar. "Sebenarnya saya juga banyak mendengarkan. Kemudian saya langsung berlatih, menjajal hal baru yang belum pernah saya coba," kata dia. Joey merupakan musikus pertama Indonesia yang berhasil masuk Billboard 200 di Amerika Serikat dengan album debutnya yang mencapai peringkat 175 pada 30 Mei 2015 lalu. Ia pun menjadi musikus kedua Indonesia setelah Anggun yang sukses dalam jajaran Chart Billboard. (Ant/H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved