Nonita Respati Jatuh Cinta pada Warisan Ibu

Retno Hemawati
18/3/2016 05:31
Nonita Respati Jatuh Cinta pada Warisan Ibu
(Dok Pribadi)

MANTAN editor fesyen, Nonita Respati, 37, mengaku jatuh cinta pada kain sejak diberi warisan. Warisan itu berupa kain-kain batik dari sang Ibu yang telah meninggal. "Saya jatuh cinta pada wastra Nusantara sejak ibu mewariskan koleksi kain batiknya kepada saya, itu sembilan tahun yang lalu," kata Nonita saat dijumpai Media Indonesia, di Our Flocks, Kuningan City, pekan lalu.

Pemilik, pengusaha, sekaligus desainer Purana itu kemudian mewujudkan kecintaannya dengan mendirikan lini fesyennya sendiri pada 2008. Saat itu dirinya masih bekerja, tetapi akhirnya tiga tahun belakangan dirinya memilih untuk fokus. "Saya menjadi jurnalis pada 2007, dan berhenti tiga tahun lalu. Saya merasa semakin ke sini, Purana dan segala sesuatu yang kita ingin kerjakan harus diberi energi, waktu, dan perhatian. Kalau tidak, apa yang kita usahakan tidak akan ke mana-mana," kata dia.

Lebih lanjut, Nonita juga mempunyai mimpi untuk membuat art center di kawasan Pakem, Yogyakarta. Yogyakarta ialah tempat yang sangat istimewa bagi dirinya dan Purana. "Roh kita ada di sana, kita berasal dari sana, kami bekerja di sana," kata dia.
Ibu dua anak itu kemudian melanjutkan dirinya ingin dengan adanya art center itu kelak orang lain tidak hanya berbelanja produk, tetapi juga menyaksikan bagaimana kain dibuat dan merasakan pengalaman membuat jumputan dan batik.

"Tahun ini pembangunannya dimulai, kami sedang menunggu untuk pembersihan lahan," katanya. Dalam usaha di bidang fesyen, Purana mempunyai limbah berupa potongan kain. Nonita sempat menyalurkan limbah berupa kain perca itu untuk sebuah komunitas di Sungai Ciliwung. Namun, sayangnya komunitas itu berhenti beraktivitas. "Sebenarnya kami senang bisa memberikan kepada siapa pun yang memerlukan dan memang mengurangi limbah, tetapi ketika tidak konsisten untuk diambil, kami juga harus putar otak untuk dibuat apa," kata dia.

Luncurkan koleksi
Purana baru saja meluncurkan koleksi terbarunya, Spring/Summer 2016.
Kali ini dengan nuansa warna hijau tosca, hitam, dan putih, kain itu dibuat dengan teknik jumputan. Nonita mengaku bahwa dalam eksplorasinya akhirnya dia merasa harus semakin memperkaya wastra Indonesia yang tidak hanya batik, tetapi juga kaya akan tenun dan jumputan. "Akhirnya kami mengolah jumputan. Kita berikan porsi juga untuk menggarap ini. Namun, intinya, Purana harus bekerja sama dengan artisan atau perajin kain di seluruh Nusantara," kata perempuan yang dibesarkan di Surakarta itu.

Koleksi itu hanya dibuat sebanyak 20 buah untuk setiap model. Uniknya lagi, koleksinya kali ini dibuat all size sehingga setiap perempuan bisa mengenakannya. Hal itu dibuat Nonita dengan alasan tidak setiap perempuan memiliki bentuk badan yang sesuai untuk ukuran S, M, L, atau XL. "Ada berbagai ukuran di dunia ini. Tapi yang jelas Purana ingin setiap perempuan bisa merasa cantik terus, percaya diri, dan harus membanggakan apa yang dimilikinya. Itu yang harus ditumbuhkan setiap hari," tutup Nonita dengan senyum mengembang. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya