Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Persembahan Spesial dari Musikus Lokal

21/2/2016 00:35
Persembahan Spesial dari Musikus Lokal
(Istimewa)

BELAKANGAN pertunjukan teater musikal mulai berkembang di Indonesia dan diminati masyarakat urban.
Java Jazz Festival (JJF) 2016 rupanya memanfaatkan momentum itu sebagai sajian spesial dari musikus lokal yang dikolaborasikan dengan komposer Ricky Lionardi (Indonesia) dan Ron King Big Band (Amerika).

Komposisi mereka akan dilengkapi dengan penyanyi yang cukup ternama dalam dunia teater musikal, seperti
Andrea Miranda, Aimee Saras, dan Lea Simanjuntak. Mereka akan tampil dalam pertunjukan Jazz On Broadway.

Ketiga penyanyi itu tak sebatas menunjukkan olah vokal mereka, tapi juga threatrical showmanship yang akan semakin memperkaya JJF 2016. “Nanti akan bawakan lagu-lagu musikal dari komposer Stephen Sondheim dan juga Frank Sinatra. Kami bertiga sudah latihan dan membuat koreografi sendiri. Sambil menunggu latihan dengan Ron King Big Band minggu depan, kami bertiga sudah latihan untuk membaca, memahami, dan menghafal lirik serta membagi lagu dan suara. Saya sangat antusias dengan proyek ini,” kisah Aimee Saras saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (20/2).

Selain pertunjukan ala broadway itu, pihak Java Jazz juga akan menyuguhkan persembahan yang tak kalah menarik, yakni berkumpulnya para pencetak hit era 90-an yang dianggap sebagai salah satu masa paling dinamis dalam dunia musik Indonesia. Dengan tema Special project replay (Coboy, Lingua, dan ME), penonton akan diajak untuk berkaraoke membawakan lagu-lagu hit kelompok vokal era 90-an ini .

Dalam situs resminya, pihak JJF menyatakan akan memberikan penghargaan untuk grup-grup lain yang telah memperkaya musik Indonesia pada masa itu. Musisi muda yang tergabung dalam Soundscapes akan dipercayakan sebagai music directors. Hal ini menjadikan Special project replay akan memiliki elemencross-generationcollaboration untuk menunjukkan mereka yang jarang tampil bukan berarti sudah berhenti untuk berkarya.

“Proyek ini menyenangkan sekali karena kami bisa tampil di perhelatan yang lumayan besar. Kami ada project single bareng Cowboy. Nanti Cowboy dan Lingua akan bikin album baru sendiri. Materi baru sudah ada beberapa, di-take 2003, mungkin musiknya akan diubah,” terang Ari Lingua. Sebuah band beraliran fusion etnik Nusantara yang terbentuk pada Juli 2015, Sopana Sokya, juga menjadi salah satu penampil yang tak boleh dilewatkan dalam JJF tahun ini. Kendang yang dimainkan Arman Chaniago dan musikalisasi dari Bagus Pramono (keyboard), Reno Refano (bas), Timur Segara (drum), dan David Qlintang (gitar) memberikan warna jazz fusion yang tidak melulu didominasi gitaris Balawan seperti pada perhelatanperhelatan sebelumnya.

“Kami akan berkolaborasi juga dengan Edo Kondologit dan Ivan Nestorman. Album kami akan dirilis akhir
Februari ini. Albumnya bercerita soal kolaborasi Indonesia Timur dengan etnik Sunda,” kata Timus, Sabtu (20/2). Lalu ada juga Yura Yunita, duo Tommy Pratomo (saksofon), dan Dimas Pradipta (drum), serta kolaborasi unik antara Endah N’ Rhesa bersama Dialog Dini Hari. (Fik/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya