Rami Malek Aktor Terbaik dari Tanah Arab

BUKAN penyanyi, bukan musikus, dan juga bukan penari, tetapi Rami Malek, 37, dianggap berhasil memerankan sosok Freddy Mercury, vokalis band asal Inggris yang melegenda, dalam film Bohemian Rhapsody. Pengakuan itu kembali datang dari panggung Academy Awards 2019 di Dolby Theatre, Los Angeles, California, Amerika Serikat, kemarin.

“Ini adalah momen yang monumental. Terima kasih buat kalian semua yang sudah terlibat dalam pembuatan film ini. Terima kasih ibu,” ujar pria berdarah Mesir itu, saat menyampaikan pidato kemenangannya, seperti dikutip dari Hollywood Reporter.

Malek mampu mengungguli para pesaingnya, yakni Christian Bale (Vice), Bradley Cooper (A Star Is Born), Willem Dafoe (At Eternity’s Gate), dan Viggo Mortensen (Green Book) yang juga menjadi nominasi.

Sebagai aktor keturunan Arab dan imigran, penghargaan itu memberi­nya sebuah kepercayaan diri buat kaumnya. Pasalnya, selama ini warga keturunan sepertinya kerap diidentikkan dengan peran teroris.

Sebelumnya, Malek meraih kemenangan serupa untuk perannya sebagai vokalis Queen Freddie Mercury di Golden Globes, BAFTA Awards, dan SAG Awards. Pria kelahiran Los Angeles, California, 12 Mei 1981, itu pun berterima kasih kepada Queen karena membiarkannya menjadi bagian dari warisan fenomenal mereka. “Aku mungkin bukan pilihan yang mudah, tetapi kurasa itu berhasil,” selorohnya.

Malek sukses membawakan sosok Freddie Mercury yang eksentrik dan energik, dibalik layar Malek tetap menemui kesulitan. Bahkan, dalam wawancaranya kepada The Feed, Malek mengaku mendapat tekanan dari luar dan dalam dirinya sendiri karena harus memerankan sosok legendaris tersebut. “Aku harus meme­rankan kehidupan seseorang dan sebuah warisan yang sangat besar dari seorang legenda dan dewa dari musik rock,” kata Malek.

Ia pun menjelaskan untuk perannya itu ia berjuang seperti sosok Mercury dengan les menyanyi dan mempelajari piano untuk menyanyikan sendiri lagu-lagu Queen. Sosok Mercury yang eksentrik membuat aksi panggungnya selalu menghebohkan dan tak biasa. Karena itu, Malek berusaha memutar otak dan bekerja keras agar bisa mempelajari detail unik seperti yang dimiliki Mercury, mulai cara berjalan, berbicara, hingga berkedip dengan satu mata di depan kamera.

“Aku les piano, aku les menyanyi, aku menonton semua hal tentang apa pun yang aku dapat tonton tentang Freddie,” ujarnya.
 

Mirip

Baginya, film ini tersimpan pesan moral yang mendalam. Freddie Mercury menjadi inspirasi bagi mereka yang tak memiliki suara, terlupakan, dan tersisihkan.

Kisah hidup pria bernama lengkap Rami Said Malek itu sebenarnya tak jauh beda dengan Mercury, mereka sama-sama berasal dari keluarga imigran. Mercury berasal dari Parsi-India, sedangkan Malek dari Mesir.

Mendiang ayah Malek merupakan pemandu tur di Kairo, Mesir, sedangkan ibunya ialah akuntan. Malek lahir dan besar di Los Angeles dan memiliki kembaran identik bernama Sami Malek.

Dikutip dari The Guardian, Malek berbicara bahasa Arab di masa kecilnya dan dibesarkan dalam keimanan Ortodoks Koptik. Dia tumbuh dalam komunitas multikultural yang beragam di Lembah San Fernando, di antara orang Latin, Fili­pina, dan Asia.

Ketertarikannya pada seni peran membawanya menyelami jurusan perfilman di Universitas Evansville di Indiana, AS, dan lulus sebagai sarjana bidang kesenian pada 2003.

Debut kariernya berawal sebagai pemeran Pharaoh Ahkmenrah di film komedi Night at the Museum dalam ketiga serinya dan serial TV peraih Emmy, Mr Robot. Kariernya pun mulai melejit setelah bertemu dengan Tom Hanks dan mulai membintangi banyak film-film besar, seperti The Twilight Saga: Breaking Down Part 2, sebagai vampir bernama Benjamin. (H-3)