Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Mahdi Abdullah Berada di Antara yang Bergejolak

Agus Utantoro
04/11/2018 06:20
Mahdi Abdullah Berada di Antara yang Bergejolak
(MI/Agus Utantoro)

PELUKIS Mahdi Abdullah, menggelar pameran tunggal di Sangkring Art Space, Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pameran yang dibuka pada Selasa (30/10) malam itu, akan berlangsung hingga 13 November.

Dalam pameran ini, Mahdi menyodorkan belasan karya lukisnya. Masuk ruang pameran yang ada di lantai dua, pengunjung akan dihadapkan pada lukisan Mahdi Abdullah yang menyodorkan beningnya realitas.

Lewat tarian kuas berlumur cat di atas medan kanvas, Mahdi banyak menyodorkan tema sensitif tentang Aceh. Ia mempertontonkan pula sisi-sisi dualisme itu.

Tak banyak kata, ia menambahkan, selama ini banyak seni yang sudah diciptakan, dan banyak perjanjian yang sudah dibuat manusia. Kurator Anton Larenz mengaku, mengenal Mahdi Abdillah sejak beberapa waktu lalu. Ia mengakui, pelukis realis ini banyak menampilkan tema-tema sensitif tentang keadaan sensitif. "Mahdi Abdullah, terkenal sebagai pelukis realis dan selalu menampilkan objektivitas apa yang ada di depan kita," katanya.

Anton mengakui, dalam karya-karyanya, Mahdi Abdullah mampu menyuguhkan dualisme. Dualisme itu, imbuhnya, memang selalu ada dan tampil dalam keseharian, "Ada baik, ada buruk, ada gelap ada terang, dan lain-lain. Itu juga ditemukan dalam fisika," katanya.

Apa yang ditampilkan oleh Mahdi Abdullah itu menjadi sangat menarik, terlebih ia selalu mencoba mengontraskan terhadap segala sesuatu di hadapan yang menyeimbangkan, apa itu disebut oposisi atau yang lainnya.

Dengan teknik realismenya, Mahdi melukis dengan kekuatan persuasif yang dapat menyentuh, tapi sederhana untuk dipahami. Salah satunya melalui karya berjudul Chronologi yang memperlihatkan perempuan menggendong petai, tapi berbulir peluru.

Juga ada lukisan berukuran cukup besar berjudul Cium Wangi Kelihatan Mimpi, Cium Jejak Kelihatan Muka, terlihat kepala plontos manusia dengan beberapa prajurit tentara lengkap dengan kendaraan perang (tank). Cerminan apa yang pernah terjadi di tanah kelahirannya Aceh dahulu.

"Mahdi lebih mengangkat tema sensitif tentang Aceh melalui lukisannya dan lebih menitikberatkan pada kehidupan yang selalu memiliki dua sisi, seperti baik-buruk, hitam-putih, dan tinggi-rendah yang merupakan dua prinsip bidang yang berbeda," ucap Penulis asal Jerman, Anton Larenz.

Sensitif saat masa sensitif
Pemilik Sangkring Art Space Putu Sutawijaya mengatakan, Mahdi Abdillah selalu menyajikan lukisan-lukisan yang bertema cukup sensitif, bahkan di masa-masa yang sensitif pula. Menurut dia, ini ialah pameran tunggal yang diharapkan nantinya menggenapi pameran-pameran tunggal lainnya.

Sementara itu, bagi sang pelukis, dia tidak memiliki keinginan yang muluk-muluk. Melalui pameran ini, ia mengaku, hanya ingin memberi warna, itu pun dalam dunia seni rupa. "Saya hanya seniman yang ingin memberikan warna atau sedikit mewarnai dalam seni rupa lukisan," kata Mahdi Abdullah.

Perupa Bonyong Munni Ardhi mengaku iri dengan Mahdi Abdullah yang mampu menyodorkan berbagai sisi kehidupan. "Terus terang, saya iri hati."

Menurut dia, Mahdi mampu berada di antara yang bergejolak. "Mahdi memperlihatkan ada perjuangan berdarah-darah, sedangkan kita?" tutupnya dengan tanya menggantung. (AU/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya