Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Kumpulan Berita DPR RI
ERWIN Gutawa, 56, ialah nama sekaligus simbol kualitas musik. Setiap kali mendengar namanya, yang terbayang ialah musikalitas dengan cita rasa yang tidak main-main.
Melalui grup orkestra miliknya, Erwin sekaligus menjadikan grup musik tersebut sebagai bagian dirinya. Kualitas musiknya tecermin dalam musik yang dimainkan kelompok orkestranya.
Namun, apa jadinya jika ia dan kelompok orkestranya bermain bersama musisi tradisi. Boleh jadi kolaborasi musik orkestra dan musik tradisional menjadi tantangan tersendiri bagi komponis, konduktor, penata musik, dan basis bernama lengkap Erwin Gutawa Sumapraja tersebut. Hal itu disebabkan bagaimanapun juga musisi orkestra mempunyai kebiasaan berbeda dengan musisi tradisi.
"Tantangannya adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan musisi tradisinya. Kalau musisi orkestra terbiasa dengan tulisan not balok, baca, dengan semua yang telah dipahami oleh musisi orkestra. Tapi, kalau musisi tradisi, istilahnya lain-lain, beda-beda," terang ayah dari penyanyi Gita Gutawa dan Aura Gutawa itu.
Namun, baginya perbedaan istilah maupun kebiasaan antarmusisi tidak menjadi perkara sulit. "Itu mudah lah," terangnya, beberapa waktu lalu.
Ia memang dikenal andal dalam mengomposisi dan menata musik. Jam terbang dan pengalamannya memproduseri dan menata musik membuat kemampuannya tidak diragukan. Laki-laki kelahiran 16 Mei 1962 itu tercatat pernah terlibat dalam konser besar musisi papan atas Indonesia, seperti Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya, Chrisye, Titi DJ, Krisdayanti, dan Rossa.
Ia mengatakan, bukan hal sulit untuk menghasilkan musik berkualitas, jika para musisinya juga mempunyai rasa musikalitas yang mumpuni. Apalagi, jika para musisi sudah terbiasa berkolaborasi dan bekerja sama dengan musisi lain dengan latar belakang berbeda sehingga musisi tradisi dan musisi orkestra tidak lagi mempunyai jarak.
"Karena ketika orang sudah punya rasa musikalitas yang tinggi dan para musisinya bekerja sama, itu gak begitu sulit," tuturnya.
Menurutnya, para pemain musik tradisi mempunyai kekhasan tersendiri. Musisi tradisi akrab dengan improvisasi dan terbiasa dengan respons spontan ketika bermusik. Itu pula yang menjadikan musik tradisi dapat menyajikan penampilan yang mengejutkan.
"Memang seni musik tradisi di Indonesia banyak improvisasinya. Banyak yang tergantung suasana. Mereka (musisi tradisi) akan lebih bisa menampilakan instrumennya, lebih hebat," tambahnya.
Ada tiga pendekatan yang digunakan Erwin ketika memadukan musik orkestra dan tradisi. Pertama, seni musik tradisi akan bermain sendiri, seperti ansambel tradisi, gong, dan kecapi. Kedua, musik tradisi ada yang bergabung dengan orkestra. Ketiga, orkestra berdiri sendiri sembari mencoba untuk menjadi musik tradisi, meskipun menggunakan violin. Pendekatan itu pula yang akan ditampilkannya dalam pentas Bawi Lamus.
Dukung bakat anak
Keluarga Erwin boleh dibilang keluarga musisi sejati. Ibarat buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ia dikaruniai dua anak yang juga berbakat dalam musik, yakni Gita Gutawa dan Aura Gutawa.
Setelah Gita lebih dahulu meniti jalan musik, adiknya, Aura Gutawa, pun menyusul. Aura masuk nominasi AMI Awards 2018 untuk kategori Artis Solo Laki-Laki dan Perempuan Anak-Anak Terbaik dengan lagu Doa untuk Orangtua. Erwin mendukung penuh keduanya untuk mengembangkan bakat masing-masing. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved