Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SEPANJANG lebih dari 40 tahun berkarya di dunia film, Christine Hakim mengaku belum pernah terlibat dalam film pendek. Namun, tidak kali ini.
Dalam film berjudul Sekar, Christine berperan sebagai pembatik yang juga ibu dari Sekar, perempuan buta.
Aktris kelahiran Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956 itu mengatakan, keterlibatannya di film Sekar terasa aneh pada awalnya. "Segala sesuatu kayak baru mulai. Sudah selesai aja kayak baru mulai," ungkap Christine di Jakarta, Senin (1/10).
Walau film pendek, pemeran utama wanita terbaik Festival Film Indonesia dalam Tjoet Nja' Dhien (1988) itu mengaku tidak menganggap sepele. "Saya berusaha fokus dan memberikan yang maksimal walau tidak mudah. Karena saya terbiasa dengan bekerja yang jangka waktu panjang, persiapan panjang."
Film Sekar diluncurkan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober tahun ini. Drama berdurasi 30 menit itu merupakan hasil kolaborasi Titimangsa Foundation, Fourcolours Film, dan Bakti Budaya Djarum Foundation yang disutradarai Kamila Andini.
Film ini bercerita perempuan buta bernama Sekar (Sekar Sari) yang menjadikan batik buatan ibunya sebagai sebuah dunia. Dia mencintai seluruh bagian dari batik tanpa pernah melihatnya.
Setiap kali ibunya (Christine Hakim) membuat batik dengan canting dan
lilin, dia selalu ada di samping ibunya untuk mencium bau lilin, bau
pewarna, mendengar suara kibaran kain, suara kompor, dan meraba cap.
Sang ibu juga suka memintanya duduk bersama dan menebak motif apa yang sedang dibuat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved