Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Wahyu Wiwoho Tertarik Isu Keamanan

Indriyani Astuti
16/7/2018 00:30
Wahyu Wiwoho Tertarik Isu Keamanan
(DOK. METRO TV)

KEAMANAN merupakan hal penting. Sayangnya, dalam kehidupan sehari-hari orang cenderung menganggapnya sepele. Namun, tidak bagi jurnalis  sekaligus produser Metro TV, Wahyu Adhika Wiwoho, 43.

Pria yang baru saja menyelesaikan studi magisternya di Coventry University jurusan Terorisme, Kejahatan Internasional, dan Keamanan Global itu mengungkapkan alasan ia mengambil bidang studi tersebut.

Selain sehari-hari menangani isu seputar politik, hukum, dan keamanan, ia ingin ilmunya dapat diaplikasikan dalam pekerjaannya sebagai jurnalis, salah satunya mengedukasi masyarakat untuk lebih meningkatkan perhatian terhadap keamanan dan keselamatan.
"Sepertinya jarang yang ambil bidang studi tersebut terutama di teman-teman jurnalis padahal isu keamanan ini cakupannya luas, kita sering sekali berhadapan dengan isu-isu keamanan seperti saat pulang dari Inggris ada peristiwa di Mako Brimob, hari pertama kerja di kantor langsung terpakai ilmunya," ujar ayah dari dua orang putri itu.

Ia mengaku sangat memperhatikan masalah keamanan. Di luar konteks pekerjaan, misalnya, saat berbicara mengenai terorisme, banyak orang yang belum paham akan bahayanya, begitu pula dengan kejahatan baik di dunia nyata maupun kejahatan siber. Sedapat mungkin, tutur Wahyu, masyarakat dapat mencegah itu terjadi dengan meningkatkan kewaspadaan.

"Apakah kita sudah meningkatkan kewaspadaan seperti dengan kejahatan di dunia maya, narkoba, dan sebagainya?," terang pria berkacamata itu.

Di lingkungan keluarga pun, Wahyu mengajarkan anak-anaknya sejak dini agar terhindar dari paparan konten-konten negatif di internet, ia bersama istri memantau ketika anak-anak bermain gawai. Caranya memberikan pemahaman konten yang boleh dan tidak boleh
diakses sambil ditemani.

"Di keluarga proteksi dengan keamanan di dunia maya, anak saya 4 tahun sudah bisa main Youtube dan lainnya, yang besar sudah punya akun media sosial walaupun ayah ibu yang memproteksi.

Aturannya ketika anak menggunakan gawai tetap kita temani, begitu juga nonton Youtube termasuk menonton televisi karena hanya satu di rumah. Jadi, kita simak kontennya anak tahu mana yang baik dan buruk," terang pria yang mengawali karier jurnalisnya di majalah itu.

Ia juga senantiasa mengingatkan anak dan keluarganya untuk membiasakan diri menjaga keamanan dan keselamatan dimulai dari hal-hal kecil seperti ketika bepergian, menurutnya moda transportasi apa pun kalau tidak memperhatikan keselamatan akan berisiko.

Keselamatan
"Misalnya saat naik kapal, kita ajarkan anak-anak berenang, soal safety misalnya bagaimana cara menggunakan pelampung mereka harus tahu. Banyak orang cenderung mengabaikan keselamatan, dari hal-hal sehari-hari seperti tidak pakai helm naik motor atau naik mobil jarak dekat tidak pakai sabuk pengaman. Hal-hal sederhana dampaknya besar kalau tidak diperhatikan," tutur Wahyu.

Ia bercerita satu pengalaman ketika tinggal di Inggris. Ketika itu ia bepergian bersama keluarganya, terjadi kecelakaan mobil radius 200 meter dari tempat mereka berada, polisi bertindak seperti ada tindak kejahatan terorisme dengan mencegah warga agar tidak mendekat ke lokasi kejadian.

"Kita mengajarkan anak-anak untuk tenang, cari tempat aman jangan mendekati lokasi kejadian. Mencari titik aman. Mengajarkan anak dan anggota keluarga untuk menjaga keselamatan dan kemanan diri sendiri. Beda dengan di Indonesia, ketika ada ledakan justru malah mendekati sumber kejadian. Kewaspadaan kita kurang," terang Wahyu.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya