Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
DENGAN mengenakan jaket merah putih bertuliskan 'Tim Indonesia', Eko Yuli Irawan seperti sudah siap berlaga. Lifter andalan Tanah Air itu memang salah satu yang ditargetkan menyabet emas.
Namun, pada Rabu (30/5) di The Hook Kebayoran, Jakarta itu, ia tampil bukan untuk berlaga, melainkan hadir dalam acara dukungan bagi atlet Indonesia. Di acara bertajuk Semangat sang Juara itu Eko hadir bersama beberapa atlet lain, seperti Pungky Afriecia (voli), Diandra Choirunisa (panahan), dan Raphael Maitimo (sepak bola).
Eko bertutur latihannya tidak kendur meski sedang berpuasa. "Saya tidak pernah absen berpuasa. Latihan bukan menjadi halangan untuk saya untuk berpuasa," tutur peraih medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil 2016, itu.
Pria berusia 28 tahun itu menjelaskan keinginan berpuasa itu murni dari hatinya. Sementara itu, dari tim kepelatihan tidak ada paksaan mengenai puasa. Menurut Eko, memang sudah menjadi pemahaman di cabang olahraga tersebut bahwa pelaksanaan puasa menjadi hak prerogatif tiap atlet.
Di sisi lain, para atlet harus dapat mengukur kemampuan sendiri seiring dengan tetap menjaga ritme latihan. Sebabnya, ada target berat angkatan yang tetap harus dijaga.
"Kalau memang sanggup, silakan puasa. Kalau memang enggak, ya enggak usah karena nanti kan bisa diganti dilain hari. Kalau saya sendiri sih alhamdulillah masih puasa dan enggak ada masalah seperti tenaga dan lain-lain. Tapi kalau bagi teman-teman yang lain kalau memang enggak sanggup ya jangan dipaksakan karena takutnya nanti turun angkatannya," kata pria kelahiran Lampung tersebut.
Eko yang memiliki target angkatan beban 145 kg-175 kg mengaku saat ini sudah bisa mengangkat 140 kg-170 kg. Dengan hasil itu, peraih medali perunggu di Olimpiade London 2012 dan Beijing 2008 itu merasa hampir siap 100%.
"Kondisi saya sudah 90% fit. Saya berharap dua bulan ke depan sudah tercapai segala persiapan untuk mengikuti seleksi nasional pada tanggal 27 Juli 2018," tambah pria yang mengenal angkat besi sejak SD tersebut.
Aktif di medsos
Keseriusan Eko berlatih bisa dilihat melalui akun Instagram-nya, @ekopower62. Ya, rupanya gaya hidup berbagi kabar lewat medsos seperti yang banyak dilakukan orang sekarang ini juga berlaku buat Eko.
Lewat akun tersebut tampak sebagian besar unggahannya terkait dengan profesi sebagai atlet. Dengan 3.500 lebih pengikut, Eko juga sudah mendapat sponsorship untuk beberapa unggahannya.
Tidak melulu seputar mengangkat beban, suami Masita ini kerap juga mengunggah tentang putri semata wayangnya, Naicilla Salsabila.
Unggahan terbarunya memperlihatkan kebanggaan atas prestasi Naicilla meraih juara 2 di kelas TK A. Eko dan sang istri kini menanti kelahiran anak kedua mereka yang diperkirakan berlangsung pada Agustus.
Perjalanan Eko menjadi atlet dunia bukanlah hal mudah. Lahir dari keluarga sederhana membuat Eko terbiasa bekerja keras sejak kecil.
Anak pasangan tukang becak dan tukang sayur ini menjalani masa kanak-kanaknya dengan menjadi penggembala kambing. Di sisi lain tidak pula ia minder.
Ketika melihat anak-anak berlatih angkat besi di Sasana Yon Haryono, ia tertarik dan bergabung setelah mendapat izin orangtua. Rupanya Eko seperti ditakdirkan menjadi atlet angkat besi.
Pada 2007 ia sukses membawa emas dari kejuaraan dunia junior di Praha. Sebelumnya pada 2006 ia juga sukses masuk urutan kedelapan kejuaraan dunia pada 2006 di Santo Dominggo, Republik Dominika. Semenjak itu nama Eko di dunia angkat besi terus bersinar. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved