Samuel Rizal Ketagihan Improvisasi

AKTOR sekaligus pemain basket Samuel Rizal, 37, akan membintangi film Eiffel I'm in Love 2. Sama seperti prekuelnya, film Eiffel I'm in Love, dia akan beradu akting dengan Shandy Aulia. Kisah cinta keduanya dipastikan hampir mewakili perasaan remaja di era 2000-an. Pun kehadirannya bertepatan dengan mulai bangkitnya industri perfilman di Indonesia sehingga film yang bertema romansa, tapi tetap memiliki unsur komedi, itu pun laris manis. Setelah 14 tahun, film yang menceritakan perjalanan kasih Adit dan Tita akan segera hadir. Meskipun film itu sudah lama berlalu, Samuel Rizal yang memerankan sosok Adit tak merasakan banyak kesulitan.

Bagi Sammy, demikian namanya sering disebut, pengalaman berperan sebagai Adit di film sebelumnya lantas dibantu dengan proses reading yang lama, membuat dirinya merasa sangat siap. Ada satu pengalaman Sammy yang membuatnya menjadi ketagihan, yaitu improvisasi atas sebuah cerita agar apa yang dilakukannya tidak terlihat kaku. "Kalau kita kritis itu jadi ketagihan. Saya kan dikisahkan sudah tinggal lama di Prancis, agar apa yang saya lakukan itu terlihat natural ya harus lihat kebiasaan juga dong. Enggak mungkin saya masuk restoran, lalu nyelonong begitu saja. Pasti ada basa-basinya," tukas pria yang juga masih menggeluti olahraga basket itu saat ditemui di Kantor Media Group, Senin (22/1).

Tak hanya tegur sapa, ia pun harus melakukan hal wajar lain, seperti bertanya apabila menginginkan sesuatu. Sebelum berangkat, Sammy pun dibekali dengan kursus bahasa Prancis sebanyak 10 kali pertemuan. Sementara itu, terkait dengan penerimaannya pada peran yang sama, Sammy justru tidak memiliki alasan untuk menolak. "Apalagi skenarionya bagus, ya kenapa enggak terima dulu. Nanti kalau ada peran lain kan bisa eksplorasi," imbuhnya.

Coba bisnis
Selain dijejali dengan kesibukan promo film, Sammy masih aktif berolahraga basket, mengurus anak, hingga mengurus bisnis kuliner yang digagas bersama dengan dua rekannya. Warung Teduh, yang berlokasi di wilayah Ciputat, menyuguhkan hidangan kekinian, mulai roti bakar yang ditumpuk lantas disajikan di atas talenan kayu hingga juga ragam mi instan dengan pilihan taburan yang disesuaikan dengan selera. Bisnis itu memang bukan yang pertama bagi Sammy. Sebelumnya ia telah membuka layanan cuci mobil lalu kini ditutup untuk sementara karena kesibukan. Tiba-tiba, rekannya dalam bermain basket mengajaknya untuk membuka bisnis agar ada hal lain yang dikerjakan selain berolahraga.

Sammy pun mengakui pihaknya membuka usaha kekinian dan menjadi seorang pengikut tren. "Daripada saya idealis, mau buka yang belum pernah ada lalu enggak jalan. Yang terpenting kan survei lokasi, apakah sudah ada yang serupa dekat tempat yang akan kita bangun, Jakarta kan luas. Salah satu rekan saya juga turun tangan sebagai kokinya," kata dia. Selain rekannya, Sammy ikut turun langsung mempelajari cara menyajikan makanan yang baik, melakukan stock opname, mencicip makanan, dan memikirkan lantai yang harus selalu bersih. Hal itu, imbuh Sammy, dilakukan agar ada rasa memiliki dan bisnis bisa terus berjalan. (H-5)