Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Iim Fahima Keamanan Berkendara Perempuan Terabaikan

Dhika Kusuma Winata [email protected]
06/12/2017 05:01
Iim Fahima Keamanan Berkendara Perempuan Terabaikan
(MI/ANGGA YUNIAR)

PENDIRI Queenrides, Iim Fahima Jachja, 39, tidak pernah membayangkan komunitas safety riding khusus kaum perempuan yang didirikannya dua tahun lalu bakal terus berkembang hingga memiliki anggota lebih dari 200 ribu. Ibu dua anak yang pernah berkecimpung di dunia periklanan itu awalnya memulai Queenrides dengan kegelisahan soal isu keamanan berkendara pada kaum perempuan yang masih terabaikan. Dalam lima tahun belakangan, pengendara kendaraan bermotor dari kalangan perempuan bertumbuh hingga 42%. Data dari Google, lebih dari 49% perempuan mencari informasi tentang seluk-beluk kendaraan, baik itu motor atau pun mobil.

"Perempuan Indonesia makin lama makin mandiri, bisa membeli motor dan mobil sendiri. Biasanya kan beli kendaraan pakai nama suami." Namun, fakta positif itu diikuti pula tren negatif. Menurut data Korlantas Polri, pertumbuhan angka kecelakaan dalam lima tahun terakhir meningkat hingga 80%. Ada sekitar 74 orang meninggal di jalan raya tiap hari. Dari jumlah itu, diperkirakan kecelakaan yang melibatkan perempuan sekitar 49,5%. "Pertumbuhan angka kecelakaan melampaui jauh lebih banyak ketimbang angka pertumbuhan pengendara perempuan. Kalau kita tidak mengangkat isu ini, bukan tidak mungkin banyak keluarga yang tidak mempunyai ibu atau ibunya cacat akibat kecelakaan."

Menurutnya, sisi negatif itu belum menjadi perhatian banyak orang. Industri otomotif dan industri transportasi ialah industri yang sangat maskulin. Pengendara perempuan hanya dilihat sebagai pasar. "Makanya saya muncul dengan Queenrides untuk memberdayakan perempuan. Saya lebih memilih kata memberdayakan ketimbang mengedukasi karena mereka tulang punggung keluarga yang sebenarnya tidak less-educated."

Bisnis sosial
Menurutnya, kunci keberlanjutan bisnis sosial tak lain dan tak bukan ialah kekuatan aspek sosial bisnis itu sendiri. Pendekatan yang tepat menjadi kunci bertahannya bisnis sosial. "Kami gunakan pendekatan sangat feminin, yaitu safety, style, and beauty. Kita bicara tentang kelengkapan berkendara dan merawat kendaraan. Bagaimana melindungi diri ketika ada kejahatan," kata dia. Istri musikus Aditya Sofyan itu melanjutkan, urusan style tidak semata mata hanya membicarakan gaya busana. "Tetapi bagaimana kita berkendara dengan aman dengan outfit yang kita pakai."

Hal lain yang tidak kalah menarik ialah memahami aspirasi perempuan, soal kecantikan misalnya. "Soal beauty itu yang menjadi perhatian perempuan pertama ketika berkendara adalah soal kecantikan. Mereka tidak ingin kulit mereka menjadi gosong karena berkendara. Gimana caranya gue naik mobil atau naik motor kulit gue tidak gosong atau gimana caranya gue pake helm tapi rambut gue enggak lepek. Gimana caranya, ya, gue naik ojek tiap hari, tapi kulit enggak jerawatan."

Ke depan, Iim membayangkan bisnis sosialnya agar lebih kuat dan merangkul lebih banyak lagi perempuan. "PR masih banyak. Soal penggunaan helm saja, 80% orang Indonesia tidak pakai helm kalau berkendara dan itu tinggi di kalangan perempuan. Kita akan bekerja sama dengan Korlantas untuk menurunkannya menjadi 60%." Soal masa depan Queenrides, ia mengatakan opsi pengembangannya terbuka lebar. Misalnya menjadi platform teknologi. "Kita lihat nanti," tutup dia. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya