Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Marsha Tengker Pikir Sejenak sebelum Posting

Thomas Harming Suwarta
03/10/2017 09:40
Marsha Tengker Pikir Sejenak sebelum Posting
(MI/ARYA MANGGALA)

MARAKNYA konten negatif di media sosial akhir-akhir ini menjadi keprihatinan Alsi Mega Marsha Tengker, 27, pegiat media sosial yang saat ini konsen dengan dunia literasi digital di kalangan anak-anak.

Berpikir sebelum posting, itulah yang menjadi pegangan adik ipar artis Raffi Ahmad tersebut saat akan meng­unggah informasi apa pun di media sosial.

“Kalau aku prinsipnya think before you post. Ini jadi rambu-rambu bagi aku dalam memakai media sosial sehingga membawa manfaat bukan saja buat aku pribadi, melainkan juga bagi orang lain,” kata pemilik nama lengkap Alsi Mega Marsa Tengker yang kini memiliki 1 juta pengikut di akun Instagram-nya @cacatengker, saat ditemui dalam acara Gerakan Literasi Digital Nasional #Siberkreasi di Gedung Joeang, Jakarta,kemarin.

Rambu-rambu yang dipakai Caca, panggilan akrab Marsha, sebelum membuat posting se­suatu berupa pertanyaan-pertanyaan pendek, apakah sesuatu itu benar, apakah sesuatu itu penting, apakah sesuatu itu baik, apakah sesuatu itu bermanfaat, dan apakah sesuatu itu inspiratif.

“Jika bisa menjawab dan memenuhi kriteria itu, baru saya posting. Ini cara saya mendukung internetan yang positif dan mudah-mudahan membawa manfaat,” sambung Caca.

Literasi digital anak
Sebagai influencer di masyarakat, Caca secara pribadi memiliki perhatian pada dunia literasi digital anak. Bagi dia, kelompok rentan yang terpapar oleh konten-konten negatif di internet dan kanal-kanal media sosial kebanyakan ialah anak.

“Selama ini saya cukup konsen dengan lite­rasi digital anak yang memang sangat rentan. Entah berupa pendampingan atau pemaparan pengetahuan sehingga mereka memanfaatkan internet secara sehat. Apalagi kebanyakan pemakai media sosial saat ini ialah anak-anak sehingga perlu mendapat edukasi yang cukup,” sambungnya.

Bukan hanya itu, terkait dengan literasi digital di kalangan anak-anak, menurut dia, orangtua juga harus memiliki pengetahuan yang cukup setidaknya bisa mengimbangi anak-anak mereka. “Karena kita harus akui juga bahwa ada generation gap di sini. Anak-anak rata-rata lebih maju daripada orangtua dalam memakai media sosial. Bagaimana kalau orangtuanya ketinggalan? Tentu sulit memantau atau memberi pendampingan bagi anak-anak,” kata Caca.

Meski Caca belum menjadi ibu, bagi dia, penting sekali orangtua membatasi pemakai­an gadget untuk anak-anak. “Soal itu tentu memang harus dibatasi sesuai dengan usia anak. Saya mendukung orangtua yang melakukan itu,” pungkas adik Nagita Slavina tersebut.

Dalam gerakan Nasional Literasi Digital #Siberkreasi, Caca bersama publik figur lainnya seperti Marcella Zalianty, Prilly Latuconsina, Dennis Adhiswara, dan Yosi Mokalu terlibat sebagai konten kreator. Beberapa pesan positif dalam bermedia sosial yang digaungkan dalam kampanye ini antara lain #Banyakin pujian bukan hujatan, #Saring sebelum sharing, #Think before you post, #Konten positif untuk anak bangsa, #Lebih baik fitnes daripada fitnah, #Jarimu harimaumu, dan #Hello aku netizen unggul. (H-5)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya