Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

16/6/2023 13:00

Squadrone, Ciptakan Drone Spesialis Tambang Eksplorasi Mineral

Squadrone Infra & Mining Pvt. Ltd, kembali membuat terobosan. Kali ini perusahaan teknologi eksplorasi penambangan asal India itu mengadopsi Airborne Magnetometer berbasis drone yang dikenal sebagai “Magarrow” guna survei Geofisika prospeksi dan eksplorasi mineral.

Sebagai informasi, Airborne Magnetometer adalah piranti untuk mengukur perubahan medan magnetik bumi yang dioperasikan lewat udara. “Magarrow” adalah teknologi berbasis drone yang dilengkapi dengan uap cesium yang dilengkapi dengan laser non-radioaktif.

 

Teknologi tersebut memungkinkan pemetaan endapan mineral yang dangkal dan dalam yang berkisar hingga 600-800 meter di bawah permukaan tanah khususnya dalam prospeksi Tembaga, Litium, Emas, Seng Timbal, Kobalt, Nikel, Mangan, Mineral REE, dll.

"Oleh karena itu, teknologi tersebut sangat membantu Ahli Geologi, Ahli Geofisika, dan peneliti, untuk melakukan studi strata bumi untuk penemuan mineral baru dan Greenfield dengan lebih mudah, terutama daerah yang sulit dijangkau," ujar CEO dan pendiri Squadrone Infra & Mining Pvt. Ltd Cyriac Joseph.

 

Teknologi berbasis drone tersebut dinilai akan membawa perubahan yang signifikan dalam metode pencarian mineral saat ini. Termasuk dalam memberikan inovasi penemuan mineral.

Dirinya menyebut teknologi ini dapat menemukan deposit mineral lebih cepat dan lebih akurat di banyak area yang tidak dapat diakses, medan yang keras, hutan, gurun, lahan pertanian. "Tanpa ada manusia yang masuk secara fisik ke area ini," ujarnya.

Pun demikian dari segi lingkungan, karena teknologi berbasis drone ini tidak perlu membangun akses secara fisik atau membuka lahan guna infrastruktur jalan saat mengeksplorasi temuan mineral. 

 

"Tidak perlu membangun jalan pendekatan atau mengganggu ekologi dan lingkungan di daerah prospek mineral," klaimnya.

Selain itu dengan teknologi drone “Magarrow”, pencarian mineral lebih efesien dan akurasi yang lebih tinggi. Sebagai gambaran, pencarian mineral secara tradisional membutuhkan waktu 3 hingga 4 tahun. "Tapi dengan drone ini dapat diselesaikan dalam waktu 5 hingga 6 bulan, dengan efisiensi dan akurasi yang lebih tinggi," ujarnya.

 

Beberapa perusahaan tambang di Amerika, Australia, Arab Saudi, dan Amerika Selatan telah menggunakan teknologi drone buatan Squadrone. Saat ini perusahaan asal India tersebut bertekad meluaskan pasar di Indonesia.

Mantan Ketua Kadin Kalimantan Tengah Tugiyo Wiratmodjo menilai, teknologi yang diterapkan oleh Squadrone tersebut sangat dibutuhkan lantaran ramah lingkungan. Mengingat Pulau Kalimantan merupakan paru-paru dunia yang memiliki hutan yang sangat luas.

 

"Teknologi ini sangat penting, seperti di Kalimantan, dengan memakai drone ini, tak perlu membuka lahan untuk eksplorasi," ujar Tugiyo. Dok. Squadrone Infra & Mining/pay

Baca Juga