Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SAMBIL menggendong anak bungsunya, Alim, 55, menatap Kali Ciliwung. Rabu (15/10) itu aliran kali tampak tenang, tetapi mungkin tidak demikian dengan pikiran Alim. Tanah tempatnya berpijak semula merupakan ruang tamu tetangganya. Namun, kini rumah tersebut, serta rumah tetangga-tetangganya yang lain di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, hanya tinggal puing.
Ali hanyalah satu dari banyak warga bantaran di Bukit Duri yang akhir bulan lalu meratap pilu. Kampung mereka terkena proyek normalisasi Kali Ciliwung. Kini mereka hanya tinggal mengenang jejak kehidupan di sana, sambil juga mengumpulkan harta yang masih tersisa.
Di sisi lain, kepiluan itu tidak juga jadi dendam dan amarah berkepanjangan. Tidak sedikit di antara mereka yang sadar telah menempati lahan yang salah. Sebab itu pula, beberapa warga secara mandiri membongkar rumah mereka. Harapan mereka material bangunan tidak sepenuhnya rusak sehingga dapat digunakan lagi di tempat lain. Hal itu pula yang dilakukan Nurmali, 62. Ia mengumpulkan batu bata hasil bongkaran.
"Saya, istri, dan anak sudah menempati rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Rawabebek, Bekasi Barat. Pagi saya ke sini sengaja bongkar sendiri rumah yang dulu saya tempati agar tidak berantakan. Kalau pakai alat berat, rumah ini mungkin sudah rata dengan tanah. Sisa rumah 2 x 4 meter ini mungkin akan saya buat tempat usaha kecil-kecilan," ucap Nurmali yang tiga perempat rumahnya terkena proyek normalisasi Kali Ciliwung.
Di sisi lain, ada pula segelintir warga yang bertahan tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) tersebut. Maswadi, 68, bersama istrinya, misalnya, tetap tinggal di rumah yang sudah terpotong. Maswadi bahkan berencana memperbaikinya dengan memanfaatkan puingpuing yang tersisa. Padahal, anak dan cucunya sudah menempati Rusunawa Rawabebek tidak lama setelah surat peringatan pertama pembongkaran diterbitkan.
"Saya sudah turun-temurun tinggal di sini. Biarlah saya coba menghabiskan masa tua di bangunan yang masih tersisa," ucap Maswadi. Normalisasi kali di wilayah itu tidak terelakkan karena begitu rusaknya DAS. Rumah-rumah hampir tidak berjarak dengan tepi kali sehingga tidak men gherankan jika mereka langganan banjir.
Setelah pembongkaran rumah dilakukan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana melebarkan kali hingga radius 50 meter ke arah tepinya. Normalisasi itu tidak hanya bertujuan memperbaiki aliran di daerah itu, tetapi berimbas besar pula pada Jakarta. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved