Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Kehangatan Belgia di Baturraden

Liliek Dharmawan
28/8/2016 09:00
Kehangatan Belgia di Baturraden
()

SOSOK mereka begitu kontras dengan suasana perdesaan di bumi eksotis ini. Mereka berkulit putih dan berhidung mancung khas Kaukasia. Namun, dengan luwes mereka bekerja dengan berlumur pasir dan semen di sebuah sekolah di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah.

Mereka para mahasiswa Belgia. Hingga pertengahan Agustus, sudah ada dua kelompok muda-mudi bule yang datang ke desa itu. Dalam keseharian, mereka mengikuti berbagai kegiatan, di antaranya menjadi kuli bangunan, belajar tarian, dan menjadi guru di sekolah alam. Silke, 21, misalnya, mengaku sangat menikmati tugasnya, yaitu mengaduk pasir semen.

Raut wajahnya sama sekali tidak menyiratkan beban kerja. Ia mengaduk semen, kemudian membawanya ke temannya, Kelly, 20, yang siap untuk menempelkan adukan semen dan pasir ke tembok. Tak hanya mereka, Shannon, 22, Caroline, 22, dan Iris, 21, juga melakukan kegiatan yang sama. Mereka membangun Taman Kanak-kanak Pertiwi dan Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemutug Lor. Tidak hanya menyumbang tenaga, mereka juga membawa dana sekitar Rp180 juta untuk pembangunan itu.

"Ini pengalaman pertama saya, bekerja membangun gedung sekolah. Saya menikmati pekerjaan ini," kata Shannon. Saat bekerja, ia dan rekan-rekannya membawa pemutar musik untuk menemani mereka saat melakukan kegiatan itu. Selain membangun gedung sekolah, para mahasiswa berbagai universitas di Belgia itu juga mengajar anak-anak di sekolah alam dan mengajar tari. Kedatangan mereka difasilitasi lembaga nonpemerintah asal Belgia yang berhubungan dengan Yayasan Tileng Indonesia.

"Jadi, yayasan memfasilitasi mereka. Para mahasiswa di Belgia yang siap menjadi relawan di Indonesia, khususnya di Baturraden. Selama beberapa pekan, mereka hidup berbaur dengan warga, menyelami kultur dan sosial di sini,", kata Koordinator Yayasan Tileng, Tekad Santoso. Masyarakat lokal, lanjut Tekad, sangat terbuka dengan kedatangan mereka. Kegiatan itu diharapkan akan semakin membawa cerita keramahtamahan dan keindahan Indonesia ke luar negeri. (LD/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya