Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Dusun Bondan Kini Benderang

MI/ LILIEK DHARMAWAN
04/3/2018 04:21
Dusun Bondan Kini Benderang
(MI/ LILIEK DHARMAWAN)

MASIH lekat diingatan Cari, 35, setiap jelang malam ia menyiapkan lampu mi­nyak atau teplok untuk penerangan rumahnya di Dusun Bondang, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Tak hanya itu, dia juga harus menyiapkan lampu senter. “Ada dua yang harus saya persiapkan. Lampu minyak dan senter. Kadang kalau untuk belajar, lampu ­minyak tidak terlalu terang sehingga harus menggunakan senter,” ungkap Cari.

Selama bertahun-tahun, mereka bertahan dengan penerangan seadanya. Tak heran bila malam, suasana kampung gelap gulita. Listrik dari PLN secara resmi belum masuk di dusun berpenghuni 72 keluarga itu. Lokasinya cukup terpencil, butuh waktu 2,5 jam-3 jam dengan perahu dari dermaga Sleko melewati Segara Anakan yang kanan kirinya hutan mangrove. Pada 2010, warga berinisiatif menarik 3-5 kilometer (km) kabel dari Desa ­Grugu, Kecamatan Kawunganten, melewati pematang tambak-tambak ikan dengan tiang bambu. Sayangnya, listrik yang dihasilkan tidak stabil karena jaraknya yang jauh. Dari 72 keluarga, hanya 24 yang mendapatkan aliran listrik.

Secercah harapan mulai muncul ketika Serikat Pekerja Patra Wijayakusuma (SPWK) Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap membantu teknologi hybrid energy one pool (Heop). Teknologi itu menggabungkan antara kincir angin dan sel surya hasil inovasi dari para mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta.

Saat ini sudah 15 titik dan 14 rumah yang dipasang teknologi Heop menggunakan sel surya, karena lokasinya berpencar cukup jauh. Satu titik Heop, mampu menyalurkan listrik untuk 4-5 rumah dengan jumlah lampu masing-masing tiga buah.
Tokoh masyarakat Dusun Bondan, Apudin, mengatakan dengan adanya bantuan tersebut, kini kampung tak lagi gelap karena telah terbit terang. “Inilah yang kami idam-idamkan sejak lama. Ternyata teknologi Heop mampu menjawab kebutuhan masyarakat terpencil. Apalagi, energi itu merupakan energi terbarukan yang bebas polusi. Tentu saja juga gratis, sehingga tidak membebani masyarakat. Kini tinggal tanggung jawab warga untuk menjaga dan memelihara keberlangsungannya,” ujarnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya