DULU banyak sarjana yang bercita-cita bekerja di perusahaan yang diidam-idamkan. Namun kini, banyak sarjana tidak lagi ingin menjadi pekerja, mereka berkeinginan menjadi wiraswasta.
Buktinya tertuang dalam hasil riset tahunan yang baru-baru ini dikeluarkan Citi Foundation, bertajuk Accelerating Pathways:Youth Economic Strategy Index 2015. Riset dilakukan Februari-Maret 2015 dan melibatkan 5.250 anak muda di 35 kota besar di dunia. Pengukuran dilakukan melalui 31 indikator yang berhubungan dengan ekonomi generasi muda.
Di dalam riset itu, terungkap 79% generasi muda di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki minat tinggi untuk berwirausaha.
Riset mengatakan hal tersebut merupakan keuntungan bagi Indonesia. Sebab, kurang dari satu dekade ke depan, Indonesia akan memasuki era bonus demografi dengan lebih dari 2/3 populasi penduduknya berada di usia produktif. Bonus demografi menjadi tantangan Indonesia memaksimalkan potensi generasi muda menggerakkan perekonomian.
Seperti Masita, 19, alumni SMK Bina Pendidikan Cileungsi ini dengan lugas menceritakan pengalamannya kepada MediaIndonesia saat ditemui ketika sedang menjajakan barang jualannya di forum Empowering the Next Generation: The Role of Youth in Poverty Eradication di Jakarta, Jumat (18/12).
"Kasihan bapak itu, mukanya masam dan muram, seperti baru dipecat dari tempat dia bekerja. Saya tidak mau seperti itu. Saya mau jadi pengusaha agar bisa memberi nafkah orang," ujarnya mengenang seorang bapak tua yang dia lihat saat pulang sekolah.
Syahdan, Masita pun melakukan segala upaya membuat cita-citanya terwujud. Di usianya yang masih belia, dia sudah berjualan tas, yang dalam dunia fesyen disebut clutch dan sling bag.
"Sekarang jualan barang pasokan dari orang lain dulu, satunya Rp65 ribu-Rp70 ribu, lumayan buat modal usaha, bikin tas, baju, dan sebagainya."
Hal serupa juga dilakukan Dede Septi Pujiani, 17, siswi SMKN 3 Karawang. Dia sudah berjualan kuliner jajanan pasar untuk menjadi modalnya berwirausaha. "Yang kecil-kecil dulu, dikumpulin, syukur nanti bisa jadi modal buka toko. Yang penting, kita harus bisa lihat peluang."
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sub Direktorat Pendukung Pasar Kerja Bappenas Sri Roshidayati mengatakan riset ini bisa jadi motivasi bagi para generasi muda Indonesia untuk berkembang dan berwirausaha. Dia memaparkan, berdasarkan data dari data Sakernas 2014, banyak pengangguran datang di usia muda, yang mayoritas lulusan SMA/SMK. (Anastasia Arvirianti/E-3)