Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Harga Cabai Mulai Alami Penurunan

Andhika Prasetyo
21/3/2017 09:38
Harga Cabai Mulai Alami Penurunan
()

SEUSAI harga cabai mengalami lonjakan selama tiga bulan, kini aneka cabai di daerah sentra produksi dan pasar induk mengalami penurunan harga secara serempak. Penurunan harga bervariasi dengan kisaran Rp10 ribu-Rp20 ribu per kg.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono mencontohkan harga cabai rawit merah di Pasar Induk Jakarta per 19 Maret 2017 sebesar Rp71 ribu per kg. Sebelumnya per 12 Maret 2017 sebesar Rp90 ribu per kg (lihat tabel).

“Harga cabai cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh produksi yang kian normal menyusul cuaca yang membaik,” sebut Spudnik di Jakarta, kemarin.

Faktor perubahan cuaca, menurut Spudnik, memang menjadi kunci utama penurunan harga cabai. Pasalnya panen yang terjadi di sentra-sentra produksi pada saat ini, baik cabai rawit merah maupun cabai merah besar, cukup baik.

Blitar tercatat menjadi sentra cabai rawit yang mengalami panen paling luas, yakni 4.002 hektare, disusul Tuban, Lamongan, dan Mojokerto yang mencapai lebih dari 2.000 hektare lahan.

Berdasarkan data Kementan, prognosis luas panen cabai rawit bulan ini 35.611 hektare dengan ketersediaan 75.465 ton. Sementara itu, kebutuhan cabai rawit sebanyak 68.472 ton. Artinya ada kelebihan 6.993 ton.

Selain karena faktor mulai ber­akhirnya musim hujan, penurunan harga juga disebabkan sejumlah kebijakan. Kebijakan yang dilakukan ialah pengetatan jalur distribusi oleh pihak kepolisian dan Kementan.

Perlu diserap
Kendati harga cabai mulai mengalami penurunan, pihak Kementan juga berupaya agar harga cabai tidak terus menurun dan mencapai harga terendah atau anjlok. “Jangan sampai harga cabai terjun bebas dan kami juga mengawal, menjaga di lapang­an,” tambah Spudnik.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Giri Makmur Tunov Mondro Atmojo. Menurut dia, di wilayahnya, Magelang, Jawa Tengah, harga cabai keri­ting di tingkat petani sudah merosot sejak dua pekan silam.
“Sekarang cabai keriting harganya sudah tidak normal, Rp10 ribu per kg. Normalnya di atas Rp15 ribu,” ujar Tunov.

Namun, sayangnya, melimpahnya produksi tidak diimbangi upaya pemerintah untuk menyerap hasil-hasil produksi tersebut.

“Tidak bisa berharap kepada penge­pul. Tidak ada yang beli sekarang. Kalau harganya sudah jatuh di bawah Rp10 ribu, ya tidak dipetik dan busuk saja di situ,” papar Tunov.

Tunov menginginkan agar ada lembaga pemerintah, atau untuk saat ini, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), yang dapat menyerap hasil produksi pertanian yang mulai berlebih.

Sebelumnya, cabai, khususnya rawit merah, mengalami lonjakan harga yang amat tinggi, bahkan mencapai Rp180 ribu per kg. Menurut Kementan, selain faktor cuaca, lonjakan harga cabai pada saat itu disebabkan ulah pengepul yang mengalihkan pasokan cabai pasar induk ke industri yang berani membayar lebih mahal. (Ant/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya