Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Pengusaha Korsel Tambah Investasi

Anastasia Arvirianty
15/3/2017 06:47
Pengusaha Korsel Tambah Investasi
(Grafis/Caksono)

UPAYA pemerintah menjaring lebih banyak lagi investor dari Korea Selatan (Korsel) untuk menanamkan modal di Tanah Air mulai menampakkan hasil.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas (Tom) Lembong mengungkapkan dalam waktu dekat ada realisasi investasi dari pengusaha Korsel sebesar US$200 juta.

“Investasi ini untuk sektor infrastruktur dan kelistrikan,” kata Tom seusai acara Indonesia-Korea Business Summit 2017 di Jakarta, kemarin.

Oleh karena itu, BKPM menggandeng Korea Trade Investment Agency (Kotra) untuk merancang kerja sama promosi investasi sektor-sektor unggulan dan memfasilitasi investasi pengusaha da­ri ‘Negeri Ginseng’ tersebut.

“Implementasi nota kesepa­haman ini diharapkan memban­tu perusahaan-perusahaan Korea Selatan ataupun Indonesia dalam mengembangkan usaha mereka,” ujar Tom seusai menan­datangani kerja sama dengan CEO Kotra Kim Jae-hong.

Dengan masuknya investasi baru dari Korsel tersebut, lanjut Tom, diperkirakan menye­rap banyak tenaga kerja.

“Saya pikir kalau investasi se­perti ini, nanti (penyerapan tenaga kerja) bisa naik 20%-30% dari total tenaga kerja Indonesia kini sekitar 1,39 juta orang.”

Kendati demikian, pemerintah berkeinginan pengusaha Korsel juga memasuki sektor industri jasa dan industri kreatif. Menurut Tom, di industri jasa, pemerintah akan menawarkan sektor pariwisata.

“Untuk itu, pemerintah akan menggenjot konektivitas udara. Selama ini, wisatawan Korsel yang berkunjung ke Indonesia tercatat sekitar 400 ribu per ta­hun. Sementara itu wisatawan Kor­sel yang pergi ke Filipina dan Thailand lebih dari 1 juta orang. Korsel sudah bebas visa sehingga tinggal perlu adanya penerbangan murah,” ujar Tom.

Selain pariwisata, pemerintah juga akan mengajak pengusaha Korsel untuk mengembangkan industri krea­tif. Misalnya, di industri per­film­an karena Korsel sangat giat di bidang perbios­kop­an, produksi film, produksi drama, dan musik seperti grup Super Junior.

Untuk merealisasikan hal ter­se­but, Tom telah bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) guna mendata lalu melibatkan perusahaan atau agen pencari bakat, musik, film, grafik animasi, dan video games.

Bangun pabrik
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan, selain industri manufaktur, kini pengusaha Korsel sudah pula memasuki industri petrokimia. “Terbukti dengan realisasi dari Lotte Chemical Titan membangun pabrik naphtacracker berkapasitas 1 juta ton etilena dan 600 ribu ton propilena per tahun. Anak usaha Lotte Group sudah menyiapkan investasi sekitar Rp39 triliun-Rp52 triliun.”

Mantan Dubes Indonesia di Korsel, John A Prasetio, meng­ungkapkan Lotte Chemical saat ini bahkan sudah membeli lahan milik PT Krakatau Steel di Cilegon pada Desember lalu.

John menilai kandasnya kerja sama perdagangan AS dengan negara-negara Asia Pasifik (Trans Pasific Partnership/TPP) juga menjadi pendorong pengusaha Korsel meminati Indonesia.

“Vietnam gembar-gembor industri padat karya mereka lebih unggul sehingga AS mengenakan tarif khusus ekspor tidak terbukti. Beberapa waktu lalu, sejumlah pengusaha garmen, tekstil, dan alas kaki dari Korsel sudah menemui Menteri Perindustrian dan Kepala BKPM,” tandas John. (Dro/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik