Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Diplomasi Ekonomi Penting untuk Gaet Investasi

Gabriela Jessica Restiana Sihite
03/3/2017 13:52
Diplomasi Ekonomi Penting untuk Gaet Investasi
(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

BANK Indonesia (BI) dan Kementerian Luar Negeri sepakat untuk melanjutkan kerja sama di bidang diplomasi ekonomi. Komitmen tersebut dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Gubernur BI Agus Martowardojo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan kerja sama itu penting untuk menguatkan persepsi positif terkait perekonomian Indonesia di mata internasional. Penguatan persepsi itu perlu dilakukan oleh para diplomat Indonesia di berbagai negara.

"Kerja sama ini akan berupa pendalaman informasi terkait perekonomian Indonesia kepada para diplomat yang bertugas menampilkan Indonesia di mata dunia. Mereka harus tahu neraca perdagangan kita, kondisi moneter dan fiskal kita, utang negara, dan kebijakan-kebijakan yang diterbitkan pemerintah," ucap Agus di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (3/3).

Adapun lanjutan kerja sama itu ditingkatkan dengan sistem Global Investor Relation Unit (GIRU), Investor Relation Unit (IRU), dan Regional Investor Relation Unit (RIRU). Di tingkat GIRU, kata Agus, pihaknya akan menjelaskan bidang-bidang ekonomi Indonesia yang ada di kantor Kemenlu. Sementara IRU, kerja sama melingkupi pertukaran informasi ekonomi dengan juga menggaet kementerian dan lembaga pusat lain.

"Sedangkan di RIRU, kita akan meyakinkan 45 kantor perwakilan BI di Indonesia untuk menjelaskan semua sektor yang ada di masing-masing daerah. Bagaimana sektor pertambangan, komoditas, maritim, dan industri di masing-masing daerah. Informasi itu bisa diakses secara daring," paparnya.

Menurut Agus, perekonomian Indonesia pada tahun lalu sudah tercatat stabil ketimbang negara-negara lain yang terkena dampak pelemahan ekonomi global. Di antara negara anggota G-20, Indonesia dianggap sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga setelah Tiongkok dan India dengan pertumbuhan 5,02%.

Indonesia, lanjut Agus, bisa menurunkan tingkat inflasi pada tahun lalu menjadi 3,02% dari 3,3% pada 2015. Selain itu, transaksi berjalan pada tahun lalu juga dinilai terjaga dengan defisit 1,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh menurun dari 2013 yang pernah mencapai defisit 4,2% dari PDB.

"Kurs rupiah terhadap dolar AS juga cukup stabil. Bahkan, saat negara lain tertekan, justru kita menguat. Sekarang kita sedang menjadi rujukan dunia karena dana yang masuk pada tahun lalu mencapai Rp126 triliun," ucapnya.

Karena itu, menurutnya, perlu garda terdepan untuk mengungkapkan kondisi ekonomi Indonesia yang tercatat positif ke seluruh penjuru dunia. Diplomat diharapkan Agus bisa terus mengajak para investor dari luar negeri untuk berbisnis di Indonesia dengan rujukan informasi dari BI.

Senada, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai kerja sama itu penting untuk memasukan 'amunisi' kepada para diplomat yang juga bertugas mempromosikan Indonesia dan menarik investasi. Menurutnya, selama ini para diplomat banyak yang kekurangan 'amunisi' berupa informasi detail dan terkini tentang kondisi ekonomi Indonesia dan kebijakan pemerintah. OL-2

Karena itu, dia meminta BI hingga tingkat perwakilan daerah untuk bisa memberikan data-data terkait perekonomian dan peraturan daerah kepada para diplomat. OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya