Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PT Bank Tabungan Negara meresmikan peluncuran cabang digital (smart branch) pertama di Jakarta sebagai upaya mengakselerasi tahapan transformasi di era digital.
"Kompetisi di sektor perbankan yang ketat membuat kami terus berbenah. BTN menyasar semua segmen, termasuk angkatan usia kerja yang produktif dan melek teknologi. Alhasil, digital banking menjadi salah satu prioritas untuk menjemput para calon nasabah," ujar Direktur Utama BTN Maryono dalam perayaan HUT ke-67 BTN di Jakarta, kemarin.
Dalam dua tahun ke depan, dengan nilai investasi Rp50 miliar, BTN menargetkan akan membuka 60 smart branch di seluruh Indonesia. Selain mengembangkan smart branch, BTN melakukan proses transformasi survival periods, yaitu memantapkan posisinya sebagai pemimpin pasar kredit perumahan.
Bank dengan kode saham BBTN itu berencana akan meluncurkan program kredit perumahan rakyat (KPR) mikro pada akhir Februari. Dengan bunga 6%-7,5%, program itu khusus bagi masyarakat berpendapatan tidak tetap. Program itu akan mulai dilakukan di Semarang.
"Kami fokuskan pada masyarakat yang berpendapatan tidak tetap seperti pedagang, nelayan, dan petani," terangnya.
Dari program tersebut, Maryono menargetkan pembiayaan KPR mikro mencapai Rp300 miliar pada tahun ini.
Di luar itu, Maryono mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengembangan terhadap BTN Prioritas. Dengan layanan yang lebih baik kepada nasabah prioritas, tahun ini BTN menargetkan jumlah nasabah bertambah menjadi di atas 18 ribu nasabah dengan jumlah dana kelolaan (asset under management) di atas Rp25 triliun naik sekitar 8% jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Menteri BUMN Rini Soemarno meminta BTN lebih agresif membantu pemerintah mengatasi backlog perumahan atau kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat.
"BTN termasuk salah satu bank BUMN yang sangat utama karena membantu penyediaan rumah untuk seluruh masyarakat Indonesia, yang saat ini masih 13 juta rumah yang backlog," kata Rini pada kesempatan sama.
Menteri BUMN mendorong BTN mampu memfasilitasi pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpendapatan tidak tetap.
Tambahan nasabah
Bank DBS mencatat kenaikan signifikan pada bisnis wealth management sebanyak 44% dari Rp9,1 triliun di 2015 menjadi Rp13,1 triliun di 2016. Dana pihak ketiga (DPK) juga berhasil tumbuh 17% yoy menjadi Rp17,2 triliun. Hal itu menjadi pendorong tumbuhnya pendapatan DBS sepanjang 2016 sebesar 62% yoy.
"Di 2016, kami mengumumkan akuisisi terhadap bisnis perbankan ritel dan wealth management ANZ di lima pasar termasuk Indonesia. Secara total, kami akan memperoleh tambahan sekitar 1 juta nasabah ritel dan wealth management. Secara efektif ini akan meningkatkan jumlah nasabah kami enam kali lipat," ujar Direktur Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia Wawan Salum di Jakarta, kemarin.
Sebagaimana diketahui, Oktober 2016 lalu DBS mengakuisi ANZ yang beroperasi di lima negara, yakni Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Taiwan, dan Indonesia. ANZ melayani 1,3 juta nasabah dengan 1,2 juta di antaranya merupakan nasabah ritel.
Wawan menguraikan saat ini ada 20 ribu nasabah ANZ yang dikelola DBS migrasi dari ANZ. Selain itu, sekitar 800 ribu kartu kredit ANZ yang beredar menjadi tanggung jawab DBS. (Fat/Ant/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved