Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
UNTUK tahun ini, PT Bank Negara Indonesia Syariah persero (BNI Syariah) akan mendapatkan alokasi suntikan modal dari bank induk BNI sekitar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun.
"Suntikan modal ini untuk mengurangi ketergantungan pada dana haji. Sekarang 30% dana pihak ketiga (DPK) berasal dari kontribusi dana haji," sebut Direktur Utama Bank BNI Syariah Imam Teguh Saptono seusai acara peresmian tiga Kantor Wilayah BNI Syariah di Jakarta, kemarin.
Saat ini rasio kecukupan modal atau capital adequate ratio (CAR) BNI Syariah berada di posisi 14,92%. Apabila mendapatkan suntikan modal dengan nilai itu, Imam memperkirakan CAR perseroan akan naik menjadi 17%-18%.
Dengan adanya injeksi modal ini, rencana anak usaha PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk itu untuk initial public offering (IPO) kemungkinan baru akan dilaksanakan di tahun berikutnya.
Selain itu, perseroan membuka untuk bekerja sama dengan strategic partner untuk menambah permodalan.
"Penambahan suntikan modal terlebih dahulu. Nanti kita pikirkan selanjutnya apakah dengan strategic partner atau ke IPO," kata Imam menjelaskannya.
Sementara itu, dari sisi ekspansi usaha, pada tahun ini perseroan akan fokus pada pembiayaan sektor produktif dan properti. Sementara itu, sektor produktif terutama didorong melalui infrastruktur serta usaha mikro, kecil, dan menengah.
Pembiayaan produktif ditargetkan tumbuh 20% dari realisasi tahun lalu yang naik dari 14,1% menjadi Rp8 triliun. Sementara itu, dari sektor infrastruktur, perseroan akan mendapatkan porsi sekitar 5% dari proyek infrastruktur bank induk atau sekitar Rp600 miliar.
Pada kesempatan itu, Imam menyampaikan BNI Syariah membukukan laba bersih sepanjang 2016 sebesar Rp277,38 miliar atau meningkat 21,38% year on year (yoy) dari Desember 2015 sebesar Rp228,53 miliar. Untuk tahun ini, perseroan menargetkan laba tumbuh 18%.(Try/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved