Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
BERAPA banyak Anda berinvestasi tiap bulan? Berapa perbandingannya jika dibandingkan dengan penghasilan yang Anda konsumsikan?
"Hampir semuanya (dari total penghasilan bulanan) aku konsumsi," kata Fina, 25, awak media di Jakarta saat ditanyai soal perencanaan keuangannya oleh Media Indonesia, kemarin.
Ia mengaku, dari total pendapatannya yang berkisar Rp5 juta-Rp6 juta per bulan, sebagian besar dihabiskan untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, ia juga menyisihkan Rp1 juta per bulan untuk membantu membiayai pendidikan adik-adiknya.
"Kalau tidak dipaksa, susah buat sisihin untuk investasi. Jadi, paling aku pakai tabungan berjangka, autodebit dari rekening per bulan Rp500 ribu. Aku juga bantu bayar cicilan Ayah sebulan Rp500 ribu," urainya blakblakan.
Sementara itu, Robert, 35, pekerja swasta yang mengaku masih lajang dengan penghasilan berkisar Rp5 juta-10 juta per bulan, mengatakan dari pemasukannya itu, sekitar 20% dipakai untuk investasi. Sama dengan Fina, ia memilih sistem autodebit yang lebih praktis.
Besarnya porsi pendapatan yang dipakai Fina dan Robert untuk kegiatan konsumsi sejalan dengan survei dari bank sentral. Dari Survei Konsumen yang dihelat Bank Indonesia (BI) periode 2017, rata-rata masyarakat menghabiskan sampai 63% pendapatannya untuk konsumsi. Angka itu sudah menurun ketimbang survei bulan sebelumnya, yang menyebut rata-rata porsi konsumsi masyarakat terhadap pendapatan mencapai 69,8%.
Sementara itu, jika berkaca dari hasil survei BI, Robert ialah orang kebanyakan di Indonesia yang menabungkan 20,1% dari pendapatan di Januari 2017 kemarin. BI mencatat porsi tersebut sudah meningkat sekitar 2,9% dari periode Desember. Pendorongnya ialah ekspektasi masyarakat akan tingginya inflasi di bulan-bulan mendatang lantaran kebijakan pemerintah melakukan sejumlah penyesuaian harga.
Survei itu juga mengungkapkan bahwa rata-rata masyarakat memiliki tagihan cicilan utang hanya 16,9% dari total pengeluaran.
Profil keuangan Fina dan Robert mungkin merupakan cerminan masyarakat di Indonesia yang secara gamblang gemar berkonsumsi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga memiliki andil 56,5% dari total pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi 2016 yang tercatat 5,02% saja disumbang konsumsi rumah tangga hingga 2,72%. Jadi, jika Anda merasa terlalu konsumtif dengan pendapatan Anda, tenang saja. Andalah lokomotif utama pertumbuhan, pahlawan perekonomian! (Fathia Nurul Haq/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved