Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
BANK Indonesia memandang kondisi likuiditas perbankan di awal tahun ini cenderung longgar dengan melihat rendahnya penawaran oleh bank terhadap suku bunga instrumen operasi pasar terbuka (OPT) BI yang lazim dipakai untuk menutupi kekurangan likuiditas dari pasar finansial.
Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter BI Dody Zulverdi, di Jakarta, kemarin, mengatakan sejak pemberlakuan kembali skema lelang (variable rate tender/VRT) per 1 Februari 2017 untuk bunga operasi pasar terbuka, rata-rata tertimbang dari hasil lelang menunjukkan bunga instrumen BI ada di level rendah.
Misalnya, untuk instrumen repo Surat Utang Negara bertenor dua pekan, rata-rata tertimbang bunga instrumen tersebut turun menjadi 4,92% dari 4,95%. "Dengan hasil lelang ini, kita bisa tahu cerminan likuiditas perbankan," ujar Dody.
Penawaran bunga yang rendah untuk instrumen operasi pasar terbuka dapat diartikan perbankan tidak sedang jorjoran mencari pendanaan di pasar. Dengan kata lain, menurut Dody, perbankan memiliki pendanaan atau likuiditas yang memadai.
Ia menegaskan suku bunga tertimbang itu tidak bakal sepenuhnya diserahkan pada mekanisme penawaran. BI akan menjaganya pada kisaran 5 basis poin (bps) hingga 25 bps dari acuannya untuk menjaga kredibilitas suku bunga acuan BI.
Cara intervensi BI ialah dengan menyesuaikan jumlah yang akan digelontorkan ataupun yang diserap dalam operasi pasar.
"Misalnya, bunga instrumen yang ditawarkan bank sebagai peserta lelang terlalu tinggi, BI akan menurunkan jumlah dana di pasar yang akan diserap. Sebaliknya jika bunganya terlalu rendah, kami bisa meningkatkan jumlah penyerapannya," tuturnya.
Kisaran yang lebih fleksibel tersebut diyakini tetap bisa memberi gambaran kepada bank sentral perihal profil likuiditas bank-bank peserta lelang. "Kalau fixed rate, kami enggak tahu. Kalau sekarang, misalnya likuiditas ketat, sedangkan suku bunga masih ketat, BI bisa memperlonggar operasi moneter. Begitu pula sebaliknya," jelas Dody.
Dari data BI per kemarin, bunga instrumen pasar terbuka yang menggunakan skema lelang yakni tenor dua pekan sebesar 4,92%, satu bulan 5,17%, tiga bulan 5,57%, enam bulan 5,77%, sembilan bulan 5,9%, dan 12 bulan 6%.
Sementara itu, untuk bunga instrumen dengan skema yang ditetapkan BI (fixed rate tender), yakni tenor satu malam memiliki bunga 4% dan tenor tujuh hari 4,75%. (Fat/Ant/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved